Kamis, 16 Juni 2022 - 18:38 WIB
Ilustrasi makanan yang mengandung vitamin A.(foto: CNN Indonesia)
Artikel.news, Makassar - Vitamin A, Vitamin, B, Vitamin, Vitamin C dan lain sebagainya. Hal ini tentu membuat penasaran, mengapa penamaan vitamin selalu diakhiri dengan alfabet.
Apakah, nama tersebut diciptakan oleh seseorang yang mewajibkan nama vitamin harus diakhiri huruf alfabet?
Asal usul penamaan itu tentu menarik untuk diungkap lantaran selama ini kita belum mengetahui mengapa nama vitamin selalu alfabet, mulai dari A sampai K.
Dilansir dari Kumparan.com, Kamis (16/6/2022), yang mengutip Gizmodo, penamaan vitamin selalu diikuti huruf alfabet bermula saat peneliti bernama Cornelius Adrianus Pekelharing pada 1905 melakukan penelitian mengenai susu hewan.
Pada risetnya itu bertujuan untuk mencari tahu zat yang belum sama sekali diketahui. Dari penelitian yang belum terkuak tersebut, seorang ilmuwan sekaligus peneliti bernama Casimir Funk mencoba kemudian mencari tahu kembali tentang zat atau asam amino pada 1912.
Dalam unsur yang diteliti, Funk kemudian memberi nama unsur tersebut bernama vitamin pada 1912. Sejak saat itu, istilah vitamin mulai dikenal hingga beberapa ilmuwan kembali melakukan riset tentang kandungan atau zat yang terkandung makanan, air, hingga lemak.
Lagi, seorang peneliti sekaligus ilmuwan bernama Cornelis Kennedy pada 1916 juga melakukan penelitian hingga berhasil menemukan kandungan yang dinamai dengan Vitamin B.
Sementara untuk penemuan Vitamin A, sang guru Cornelis bernama Elmer McCullum disebut menemukan kandungan pada makanan yang dinamai Vitamin A.
Hingga kemudian, pada 1910 hingga 1920, Vitamin A, B, C, D, dan E berhasil ditemukan dengan menamainya dengan huruf alfabet. Penelitian itu dilakukan dalam kandungan lemak dan air hingga ditemukan Vitamin A sampai E.
Disebutkan, penamanaan vitamin awalnya dinamai dengan larut, riboflavin, atau tiamin. Namun, karena terbilang sulit dipakai atau diingat, penamaan vitamin kemudian dibuat berdasarkan alfabet dengan menyebut Vitamin A, B, C, D, dan E.
Sementara itu, pada 1920, penemuan vitamin kembali bertambah yakni B1 dan B2. Kendati demikian, penamaan vitamin itu lantas disatukan karena kesamaan dalam sifat, distribusi dalam sumber alam, dan fungsi fisiologis yang sangat tumpang tindih. Mereka pun disebut sebagai Vitamin B kompleks.
Diketahui, Vitamin B tergolong memiliki beragam jenis, mulai dari Vitamin B12 (kobalamin), ditemukan pada 1926, B5 (asam pantotenat), B7 (Biotin) tahun 1931, B6 (piridoksin) pada 1934, B3 (Niasin), dan B9 (asam folat) pada 1941.
Itulah mengapa penamaan kandungan atau vitamin pada makanan selalu diikuti dengan alfabet. Sebab, nama nomenklatur ilmiah dianggap sulit diingat hingga dibuatlah dengan nama Vitamin A,B,C,D, E, F, dan K.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |