Jumat, 04 Juli 2025 - 21:00 WIB
Artikel.news, Maros - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menghadiri malam puncak Hari Jadi ke-66 Kabupaten Maros sekaligus membuka secara resmi Festival Gau Maraja yang berlangsung di Lapangan Pallantikang, Kamis (3/7/2025) malam.
Perayaan tahun ini mengusung tema “Maju dan Berkembang sebagai Potensi Adat dan Budaya”, dan turut dirangkaikan dengan peluncuran program di kawasan situs prasejarah Leang-Leang, Taman Arkeologi satu-satunya di Sulsel.
Dalam sambutannya, Fatmawati Rusdi menyampaikan ucapan selamat kepada Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Maros atas hari jadinya. Ia menekankan bahwa peringatan hari jadi bukan semata seremoni tahunan, melainkan sebuah momentum reflektif untuk menata masa depan daerah secara lebih inklusif dan berkarakter.
“Peluncuran Gau Maraja adalah langkah progresif. Ini mencerminkan semangat gotong royong, keberanian, dan kolaborasi membangun daerah dari desa ke kota, dari pinggiran ke pusat. Program ini menjadi jembatan antara warisan budaya dan modernitas, sekaligus memperkuat ekonomi lokal dan mempersatukan masyarakat dalam semangat pembangunan,” tutur Fatmawati.
Wagub juga mengapresiasi capaian Kabupaten Maros dalam berbagai sektor, mulai dari penghargaan Paritrana Award, yang merupakan prestasi pada bidang jaminan sosial ketenagakerjaan hingga indeks literasi daerah. Ia menegaskan komitmen Pemprov Sulsel dalam mendukung pembangunan Maros melalui berbagai program lintas sektor.
“Kami telah mengalokasikan Rp1,4 triliun untuk program-program prioritas yang berdampak langsung pada masyarakat Sulawesi Selatan, termasuk Maros. Kami ingin memastikan pembangunan berjalan inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat,” ucap Fatmawati.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengapresiasi inisiatif pelestarian budaya yang digagas Pemerintah Kabupaten Maros. Menurutnya, sinergi antara budaya, alam, dan partisipasi generasi muda menjadi kekuatan baru dalam menjaga identitas bangsa.
“Leang-Leang sebagai Taman Arkeologi memegang peranan penting dalam mendukung identitas Indonesia sebagai negara megadiversity. Kita harus merawat nilai budaya karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan akarnya,” ujar Fadli Zon.
Bupati Maros, Chaidir Syam, juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan adat istiadat sebagai warisan kemanusiaan.
“Selamat datang di tanah yang merawat nilai kemanusiaan dalam adat istiadatnya. Tanah yang mendewakan tamu dan menghargai siapa saja yang datang,” katanya.
Acara Gau Maraja juga menampilkan berbagai atraksi seni tradisional, pameran Bilah Pusaka Nusantara, serta lokakarya edukasi budaya.
Ratusan pelajar turut tampil dalam pertunjukan kolosal seperti Tari Pepeka ri Makka, silat tradisional, dan tari kolosal khas Maros yang memukau ribuan pengunjung.
Tokoh adat Maros, Kareang Turikale Brigjen Pol (Purn) A.A. Mapparessa Daeng Manimbang, memberikan petuah penuh makna dalam balutan bahasa adat.
“Bercocok tanamlah di hati manusia, karena hati manusia itu suci dan jujur, tak akan pernah berbohong," ujarnya penuh makna.
Pesan beliau bisa diartikan, bahwa tanamlah kebaikan di hati sesama, karena dari sanalah kebenaran tumbuh. Kebaikan akan selalu kembali kepada pelakunya.
Festival ini ditutup dengan harapan besar agar Maros menjadi kabupaten yang maju, berbudaya, dan berdaya saing global, sejalan dengan visi Sulsel Maju dan Berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.(*)
Laporan | : | Aan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |