Jumat, 01 Juli 2022 - 18:41 WIB
Ilustrasi bulu tangan merinding.(foto: Republika.co.id)
Artikel.news, Makassar - Merinding merupakan fenomena fisiologis yang merupakan respon terhadap beberapa kondisi tubuh.
Saat merinding, otot kecil yang dekat pada rambut di sekujur tubuh akan melakukan kontraksi.
Dengan begitu, akan ada cekungan dangkal pada permukaan kulit yang membuat area disekitarnya menonjol.
Selain perasaan dingin, merinding juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis.
Dilansir dari Tribunkaltim.co, Jumat (1/7/2022), berikut penjelasan empat penyebab seseorang bisa mengalami merinding.
1. Kedinginan
Penyebab merinding yang cukup umum adalah paparan hawa dingin. Saat seseorang kedinginan, otak memberikan sinyal kepada tubuh untuk menghangatkan badan.
Tak hanya memberikan sinyal, merinding juga beraksi memberikan kehangatan dengan menangkap udara hangat di sekitar kulit, lalu menjaga panas tertahan di tubuh.
Ada beberapa tanda yang bisa teman-teman deteksi untuk mengetahui penyebab kedinginan adalah kondisi dingin, yaitu demam, keinginan untuk memeluk diri sendiri, dan kulit menjadi pucat.
Setelah tubuh diberi kehangatan, biasanya merinding akan mereda.
Merinding karena kedinginan umumnya bukan masalah kesehatan yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika kedinginan disertai rasa mengantuk, susah bicara atau bergerak, serta linglung. Hal itu bisa jadi gejala hipotermia, atau kondisi saat suhu tubuh turun sangat rendah dan membutuhkan perawatan medis.
2. Alasan Emosional
Alasan lain kenapa teman-teman merinding juga bisa didasari faktor emosional.
Ketika seseorang memiliki perasaan kuat seperti takut, kagum, atau ngeri, tubuh secara alami mengeluarkan hormon yang bikin merinding.
Refleks serupa juga dimiliki hewan berbulu, sehingga bulunya akan berdiri saat merasa terancam.
Karena manusia tidak memiliki bulu sebanyak binatang, tidak semua bagian tubuh manusia tampak merinding saat mengalami kondisi emosional tertentu.
Selain merinding, emosi yang kuat biasanya juga disertai gejala, panas dingin, detak jantung jadi lebih cepat, napas jadi lebih cepat, hingga mengeluarkan air mata.
3. Folikel Rambut Tersumbat
Kulit manusia memiliki zat yag disebut keratin. Zat tersebut berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.
Jika produksi keratin terlalu banyak, seseorang disebut memiliki kondisi keratosis pilaris yang dapat membuat kantong kelenjar tempat rambut tumbuh (folikel) tersumbat.
Setiap orang bisa terkena keratosis pilaris. Namun, penyakit ini lebih kerap menyerang anak-anak.
Selain merinding, gejala keratosis pilaris, yaitu kulit pipi, lengan atas, paha, atau pantat seperti merinding.
Kemudian akan muncul benjolan kecil-kecil seperti merinding terasa kasar dan kering.
Benjolan kecil-kecil seperti merinding tersebut makin banyak saat cuaca dingin dan kering.
Keratosis pilaris bukanlah kondisi yang berbahaya, namun kondisi ini tidak bisa sembut dengan sendirinya dan tidak ada obat yang bisa mengatasi.
4. Kejang
Seseorang bisa merinding saat kejang, walau kondisi ini tidak lazim, orang dengan masalah epilepsi lobus temporal bisa mengalaminya.
Orang dengan epilepsi lobus temporal umunya mengalami kejang dari bagian otak yang mengontrol emosi.
Merinding karena kejang biasanya juga disertai gejala linglung, pandangan menengadah ke langit, bibir atau lidah tergigit, serta jari-jari bergerak.
Kejang pada orang epilepsi lobus tempora biasanya berlangsung selama dua menit.
Bila kondisi ini sering terjadi, baiknya lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |