Jumat, 18 Juli 2025 - 22:21 WIB
Nama Indonesia ternyata pertama kali dimunculkan oleh seorang pria asal Skotlandia bernama James Richardson Logan.(Istimewa)
Artikel.news, Jakarta - Nama Indonesia ternyata pertama kali dimunculkan oleh seorang pria asal Skotlandia bernama James Richardson Logan.
Dialah tokoh penting yang mencetuskan istilah "Indonesia", jauh sebelum nama ini melekat pada sumpah pemuda, bendera merah putih, atau proklamasi kemerdekaan.
Dikutip dari Jawapos.com, Jumat (18/7/2025), yang melansir indonesiabaik.id dan Wikipedia, Logan lahir Berwickshire, Skotlandia, pada 10 April 1819. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.
Pada pertengahan abad ke-19, ia menetap di Singapura dan menjadi pengelola sebuah jurnal ilmiah bergengsi bernama Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) yang terbit sejak 1847. Melalui jurnal inilah sejarah nama Indonesia dimulai.
Tahun 1850, seorang etnolog Inggris bernama George Samuel Windsor Earl yang juga menjadi kontributor JIAEA, menulis artikel tentang perlunya penduduk Kepulauan Hindia (wilayah Indonesia kala itu) memiliki nama yang lebih khas. Earl mengajukan dua alternatif: Indunesia dan Malayunesia.
Namun, Earl sendiri lebih condong pada istilah Malayunesia karena dianggap lebih cocok untuk ras Melayu. Sedangkan nama Indunesia sempat ia sisihkan.
Di sinilah Logan mengambil peran penting. Dalam artikel panjangnya di JIAEA volume IV tahun 1850, Logan justru menghidupkan kembali nama Indunesia yang sempat ditolak Earl. Bahkan, Logan mengganti huruf “u” menjadi “o” supaya lebih mudah diucapkan.
Lahirlah istilah Indonesia, yang pertama kali tercetak pada halaman 254 tulisannya.
Logan menekankan bahwa nama ini lebih ringkas daripada “Indian Archipelago” (Kepulauan Hindia) sekaligus menghindari kerancuan dengan India di Asia Selatan.
Sejak saat itu, Logan konsisten memakai nama Indonesia dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan perlahan istilah ini mulai digunakan kalangan akademisi, khususnya di bidang etnologi dan geografi.
Popularitas nama Indonesia makin meluas ketika Adolf Bastian, seorang guru besar etnologi asal Jerman, menerbitkan buku berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel pada tahun 1884. Buku ini memuat catatan perjalanannya ke kepulauan Indonesia selama 16 tahun.
Lewat karyanya, Bastian turut menyebarkan istilah Indonesia ke kalangan ilmuwan Eropa meski sempat muncul anggapan keliru bahwa dialah pencipta nama tersebut.
Di tanah air sendiri, istilah Indonesia pertama kali dipakai oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat). Saat dibuang ke Belanda tahun 1913, ia mendirikan kantor pers bernama Indonesische Persbureau.
Belakangan, sebutan “Indonesia” terus menggantikan istilah kolonial seperti Indisch dan inlander, seiring perjuangan para tokoh pergerakan menuju kemerdekaan.
Perjalanan panjang nama Indonesia akhirnya berpuncak pada momen sakral: Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, lalu disahkan sebagai nama resmi negara pada Proklamasi 17 Agustus 1945.
Semua itu berawal dari gagasan James Logan yang merasa wilayah Indonesia butuh identitas sendiri, terpisah dari bayang-bayang India maupun sebutan Hindia Belanda.
Tanpa James Logan, mungkin kita tak akan pernah mengenal kata “Indonesia” yang hari ini kita ucap dengan penuh rasa bangga sebagai satu bangsa.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |