Jumat, 01 Agustus 2025 - 20:56 WIB
Mira Murati.(Foto: youtube.com/Atomico)
Artikel.news, Makassar - Mira Murati, visioner teknologi keturunan Albania-Amerika di balik beberapa terobosan paling signifikan dalam kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan setelah berani menolak tawaran menggiurkan dari CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Mira Murati bersama timnya berani menolak tawaran sebesar 1 miliar Dolar AS atau setara Rp16,33 triliun dari Meta.
Dikutip dari Bisnis.com, Jumat (1/8/2025), yang melansir Wired, Meta milik Zuckerberg menawarkan paket kompensasi gaji mulai dari 200 juta dolar hingga 1 miliar dolar AS kepada beberapa anggota tim Murati untuk bergabung dengan Superintelligence Lab yang baru diluncurkan.
Namun, setiap tawaran itu ditolak, sumber mengatakan, tim Thinking Machines Lab yakin ekuitas mereka di startup ini berpotensi jauh lebih bernilai, dan yang lebih penting, mereka lebih menghargai independensi dan visi Murati daripada gaji dari perusahaan teknologi besar.
Dalam industri teknologi di mana gaji besar seringkali menjadi penentu keputusan, loyalitas yang ditunjukkan oleh tim Murati sangat menonjol.
Penolakan tawaran menggiurkan dari Meta menunjukkan keyakinan mereka terhadap misi dan potensi jangka panjang perusahaan rintisan tersebut.
Banyak pengamat juga mencatat bahwa kesempatan untuk membantu membentuk masa depan AI dari nol, tanpa batasan perusahaan raksasa, merupakan peluang langka dan bermakna, yang telah Murati ciptakan dengan kerja keras.
Kepemimpinan Mira Murati telah diakui di seluruh dunia, membawanya masuk dalam daftar 100 Tokoh Paling Berpengaruh di AI versi Time (2024) dan 100 Wanita Paling Berpengaruh di Bisnis versi Fortune (2023).
Dengan semakin menguatnya Thinking Machines Lab dan penolakan tawaran miliaran dolar dari Meta, Murati tidak hanya memantapkan posisinya sebagai pengembang AI, tetapi juga sebagai pembentuk masa depannya.
Mira Murati lahir di Vlore, Albania, pada 17 Desember 1988. Pada usia 16 tahun, ia memenangkan beasiswa akademik United World Colleges (UWC) untuk belajar di Pearson College di Victoria, British Columbia, Kanada, dan lulus pada tahun 2005.
Murati belajar di program gelar ganda di Amerika Serikat, menerima gelar Sarjana Seni dari Colby College pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Thayer School of Engineering di Dartmouth College.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |