Senin, 23 Juni 2025 - 20:54 WIB
Nur Ida
Oleh: Nur Ida
(Ketua Lembaga Budaya Seni & Olah Raga ‘Aisyiyah Parepare)
Penulis “Profil Inspirasi Terbaik ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan Dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-108”
‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim dan komponen strategis persyarikatan Muhammadiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 dalam perhelatan akbar nan meriah bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad.
Embrio berdirinya ‘Aisyiyah telah dimulai sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresna di tahun 1914, yaitu perkumpulan gadis-gadis terdidik di sekitar Kauman.
Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), memang mendorong perempuan untuk menempuh pendidikan, baik di pendidikan formal umum maupun keagamaan serta mendorong anak gadis rekannya atau saudara teman-temannya untuk bersekolah. Para gadis inilah yang kemudian mengenyam pengkaderan ala Dahlan juga temannya, serta Siti Walidah atau Nyai Dahlan.
Sebagai pelopor gerakan perempuan Indonesia dari zaman ke zaman para tokoh ‘Aisyiyah sejak awal pergerakan merintis kiprah dengan ruh keyakinan keagamaan yang kokoh, jiwa ikhlas, pengetahuan dan kecerdasan yang luas, sikap rendah hati, keuletan, pengalaman, kesungguhan, serta pengkhidmatan yang tidak kenal lelah dalam khazanah perjuangan kaum perempuan Islam.
Perempuan Islam yang berkemajuan sebagaimana terlihat dari penafsiran Muhammadiyah ‘Aisyiyah terhadap ayat Al-Qur’an yang tidak membedakan jenis kelamin dalam hal berdakwah, menjadi karakter gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah.
Paham Islam berkemajuan dan pentingnya pendidikan dan bagi gerakan Muhammadiyah ‘Aisyiyah menghasilkan pembaruan-pembaruan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah ‘Aisyiyah, seperti merintis berdirinya pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia dengan nama Frobel School pada tahun 1919 yang saat ini bernama TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), pendidikan keaksaraan, pendirian mushola perempuan pada 1922, kongres bayi atau baby show, dan jenis-jenis kegiatan inovatif lain.
Sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar ‘Aisyiyah merupakan kumpulan yang bergerak dalam memperjuangkan martabat dan hak wanita.
Berdasarkan hal tersebut di atas ‘Aisyiyah Kota Parepare melalui awal perjalanan terbentuknya organisasi Perempuan Muhammadiyah Parepare. Awal terbentuk dan lahirnya ‘Aisyiyah Parepare yang dikenal dengan perempuan Muhammadiyah pada tahun 1951 oleh ibu Hj. Khadijah Mansur namun belum terbentuk struktur organisasi.
Kemudian pada tahun 1958 s/d tahun 1989 diprakarsai oleh Hj. Faisah Rahim sebagai Ketua dengan beberapa anggota yaitu; 1) Hj. Mappasikoa, 2) Nurhayati, 3) Fatimah Bustan, 4) Sitti Rabiyah Suwandi, 5) Hj. Nurhayati Burhan dan 6) Andi Siangka Bakhtiar. ‘Aisyiyah kota Parepare dibentuk oleh wanitanya Muhammadiyah, dan berdiri sejak tahun 1951 oleh Hj. Khadijah Mansur. SK. PPA: Nomor: B/III/014 tanggal 1 Rajab 1388 H bertepatan dengan tanggal 25 September 1968.
Pada saat ‘Aisyiyah Parepare didirikan, kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat kota Parepare masih belum maju. Kebanyakan masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Dan dilihat dari segi pendidikan, masyarakatnyapun masih banyak yang buta huruf dan tidak bersekolah dikarenakan masalah biaya.
kondisi masyarakat seperti itu, dan belum adanya kegiatan keorganisasian ‘Aisyiyah di wilayah Parepare, sebagamana dengan tujuan ‘Aisyiyah yakni menentaskan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan, mereka ingin membebaskan masyarakat dari kebodohan dan ingin mencerdaskan generasi penerus bangsa selanjutnya khususnya pada kaum wanita, oleh karena itu didirikanlah Organisasi ‘Aisyiyah di wilayah Parepare untuk menangani kaum perempuan dan berjuang dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As- Sunnah.
‘Aisyiyah Parepare pada saat itu mendirikan sekolah pertama bernama SR (Sekolah Rakyat) ‘Aisyiyah yang berada di bawah kolom rumah Ibu Jumriah yang berlokasi di sekitar Jembatan Merah.
Setelah berdirinya SR ‘Aisyiyah diadakanlah komprensi atau pertemuan pada tahun 1950-an antar wilayah dengan Parepare dan beberapa tamu dari Makassar.
SR ‘Aisyiyah juga digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau pertemuan, dan disitulah dibentuk pengurus-pengurus ‘Aisyiyah untuk disahkan oleh Pimpinan Wilayah.
Perkembangan signifikan selama didirikan:
Perkembangan yang signifikan ‘Aisyiyah Parepare status ‘Aisyiyah Cabang Parepare mengalami perubahan, yaitu dengan keluarnya surat Keputusan Pimpinan Pusat Nomor: B/III/014 tanggal 1 Rajab 1388 H bertepatan dengan tanggal 25 September 1968 maka berubahlah statusnya menjadi ‘Aisyiyah Daerah kota Parepare, dengan membina 6 (enam) cabang.
Adapun cabang-cabang ‘Aisyiyah dan pengurus ‘Aisyiyah pada waktu itu oleh Ibu Hj. Sitti Faizah Rahim (Ketua). ‘Aisyiyah Parepare memiliki 5 Cabang yaitu; 1) Cabang Soreang, 2) Cabang Ujung, 3) Cabang Labukkang, 4) Cabang Kampung Baru, 5) Cabang Bacukiki, 6) Cabang Lompo’e, serta 4 Ranting diantaranya; 1) Ranting Ujung Sabbang, 2) Ranting Ujung Bulu, 3) Ranting Cappa Ujung, 4) Ranting Lapadde Mas.
PENCAPAIAN UTAMA
Tonggak sejarah ‘Aisyiyah Parepare:
TAHUN
TONGGAK SEJARAH
PERINTIS/PENDIRI
1951
Fokus awal pada pendidikan Perempuan, ‘Aisyiyah Parepare
Hj. Khadijah Mansur
Hj. Faizah Rahim
Hj. Syamsiah Jabbar
Hj. Sabbang Badiu
Hj. Jahra
1958
1979
1984
1984
1989
Terbentuk Cabang ‘Aisyiyah Parepare
Hj. Faizah Rahim (Ketua)
Anggota:
1) Hj. Mappasikoa,
2) Nurhayati,
3) Fatimah Bustan,
4) Sitti Rabiyah Suwandi
5) Hj. Nurhayati Burhan dan
6) Andi Siangka Bakhtiar
1989-1994
Mengembangkan bidang Pendidikan, Kesehatan
Hj. Mappasikoa
(Ketua)
1995-2000
Aktif dalam isu gender, HAM, dan lingkungan dalam Islam progresif
Hj. Aisyah Machmud, B.A (Ketua)
2000-2005
2005-2010
Peningkatan kualitas pendidikan PAUD (TK.ABA), Kesehatan (RB.Sitti Khadijah Parepare)
Hj. Fahimah Arsyad
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |