Kamis, 29 Desember 2022 - 22:45 WIB
Piramida Mesir.(Foto: Kompas.com)
Artikel.news, Kairo - Sebuah penemuan akhirnya dapat memberi titik terang atas pertanyaan tentang bagaimana Piramida Mesir dibangun.
Bangunan piramida Mesir tersusun atas struktur bangunan yang terdiri atas balok-balok batu berukuran sangat besar.
Lalu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana cara orang Mesir kuno memindahkan batu-batu tersebut untuk membangun piramida?
Piramida Mesir, seperti yang diketahui saat ini, telah menjadi salah satu bangunan masif dan menjadi salah satu keajaiban yang pernah dibangun oleh peradaban kuno.
Menariknya, struktur bangunan piramida yang terdiri atas balok-balok batu besar hingga kini masih mengundang pertanyaan bagi ahli, kira-kira bagaimana orang-orang kala itu membangunnya?
Sebab, pada masa itu tentu saja teknologi masih sangat minim jika dibandingkan saat ini.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Physical Review Letters, berhasil mengurai pertanyaan tersebut, tentang bagaimana orang-orang Mesir kuno memindahkan batu-batu besar dalam pembangunan piramida.
Dilansir dari Prohaba.co, Kamis (29/12/2022), hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Mesir kuno yang membangun piramida kemungkinan mampu memindahkan balok batu besar melintasi padang pasir, dengan cara membasahi pasir di depan alat yang dibuat untuk menarik balok tersebut.
Dengan cara tersebut, peneliti menyebut akan mengurangi gesekan pada kereta untuk mengangkut batu, membuatnya lebih mudah dioperasikan.
Temuan ini membantu menjawab salah satu misteri sejarah, yakni bagaimana orang Mesir mampu menyelesaikan tugas yang tampaknya mustahil untuk membangun sebuah piramida.
Dikutip dari Live Science, untuk menghasilkan kesimpulan ini peneliti mencari petunjuk dari orang Mesir kuno sendiri.
Sebuah lukisan dinding yang ditemukan di makam kuno Djehutihotep yang berasal dari sekitar tahun 1900 SM, menunjukkan bagaimana orang Mesir kuno memindahkan batu-batu besar untuk membangun piramida.
Lukisan itu menggambarkan 171 pria sedang mengangkut sebuah patung besar menggunakan tali yang diikatkan pada kereta.
Daniel Boon, profesor fisika dari University of Amsterdam menyebut, dalam gambar terlihat seorang berdiri di bagian depan kereta, menuangkan air ke atas pasir.
Para ahli Mesir sebelumnya menganggap hal itu murni tindakan seremonial.
Bonn kemudian melakukan eksperimen dengan membuat kereta luncur mini dan bereksperimen dengan menarik benda berat melalui pasir.
Saat para peneliti menyeret kereta di atas pasir kering, mereka melihat gumpalan akan menumpuk di depan alat tersebut sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga untuk menariknya.
Sedangkan dengan menambahkan air ke pasir akan mengurangi kekakuannya dan kereta luncur dapat bergerak lebih mudah saat melintasi permukaan.
Peneliti menilai tetesan air menciptakan jembatan di antara butiran pasir yang membantu saling menempel.
Ini juga alasan yang sama mengapa menggunakan pasir basah untuk membuat istana pasir lebih mudah daripada menggunakan pasir kering.
Namun, orang Mesir kuno juga harus menyeimbangkan komposisi air.
Sebab, jika pasir terlalu basah juga tidak akan membuat kereta bergerak dengan mudah.
Jumlah air yang dibutuhkan tergantung pula pada jenis pasirnya. Tambahan air biasanya antara 2 hingga 5 persen dari volume pasir.
"Ternyata, membasahi pasir gurun Mesir dapat mengurangi gesekan cukup banyak yang berarti Anda hanya membutuhkan setengah pekerja untuk menarik kereta di pasir basah dibandingkan dengan pasir kering," ungkap Bonn.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |