Ahad, 19 Oktober 2025 - 18:05 WIB
Koordinator Presidium Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Pusat yang juga anggota Komisi IV DPR RI, Agus Ambo Djiwa, menjadi narasumber utama dalam dialog yang digelar oleh PISPI Sulawesi Selatan pada acara pelantikan pengurus baru, Ahad (19/10/2025), di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang, Makassar.
Artikel.news, Makassar — Koordinator Presidium Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Pusat yang juga anggota Komisi IV DPR RI, Agus Ambo Djiwa, menjadi narasumber utama dalam dialog yang digelar oleh PISPI Sulawesi Selatan pada acara pelantikan pengurus baru, Ahad (19/10/2025), di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang, Makassar.
Dialog ini menjadi rangkaian kegiatan pelantikan yang dihadiri oleh akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan sektor pertanian dari berbagai daerah.
Dalam paparannya, Agus menekankan pentingnya peran praktisi pertanian dalam membangun kemandirian pangan nasional. Menurutnya, pembangunan sektor pertanian tidak cukup hanya didorong oleh teori akademik, tetapi juga harus dilandasi oleh pengalaman lapangan dan pendekatan praktis yang langsung menjawab kebutuhan petani.
“Kita harus lebih banyak mendengar suara dari bawah, dari para pelaku langsung di lapangan. Mereka yang paham benar apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil dan kesejahteraan,” ujarnya.
Sebagai anggota DPR RI yang juga berperan dalam fungsi pengawasan kebijakan pemerintah, Agus menegaskan bahwa peran legislatif harus lebih aktif mengawal program-program pertanian agar tepat sasaran. Ia menyoroti perlunya kebijakan yang berpihak pada petani kecil dan mampu menjawab tantangan struktural di sektor pertanian.
“Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh petani, bukan hanya berhenti di level program,” tegas mantan Bupati Pasangkayu dua periode ini.
Agus juga menyoroti masalah klasik yang terus membelit petani, yakni rendahnya tingkat kesejahteraan. Menurutnya, kesejahteraan petani tidak akan tercapai tanpa sistem pendampingan yang kuat, terutama dari para penyuluh pertanian yang memiliki kapasitas dan kepedulian tinggi.
“Penyuluh adalah garda depan. Mereka yang harus menjadi mitra sejati petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani,” ujar Ketua DPD PDIP Sulbar ini.
Dalam konteks era digital saat ini, Agus menilai bahwa tantangan pertanian semakin kompleks. Ia mengajak generasi muda pertanian dan para sarjana untuk mengambil peran aktif dalam transformasi digital di sektor pertanian.
“Digitalisasi pertanian bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Kita perlu memperkuat literasi teknologi di kalangan petani agar mereka mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” tambahnya.
Selain itu, Ketua Asprov PSSI Sulbar ini menekankan pentingnya sinergi antara petani, penyuluh, dan pelaku usaha. Ia mendorong terbentuknya model kerja sama yang saling menguntungkan, terutama dalam aspek pembiayaan dan pemasaran.
“Petani tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada dukungan dari pelaku usaha yang bisa menjadi mitra modal, bukan sekadar pembeli hasil panen,” katanya.
Dialog yang berlangsung interaktif ini menjadi ruang refleksi bagi para peserta untuk memperkuat peran PISPI sebagai wadah intelektual dan praktisi pertanian. Agus berharap, kepengurusan PISPI Sulsel yang baru dapat menjadi motor penggerak inovasi pertanian dan memperluas jejaring kerja sama antarsektor.
“PISPI harus menjadi jembatan antara dunia akademik, kebijakan, dan lapangan. Hanya dengan sinergi, pertanian kita bisa maju dan petani kita sejahtera,” pungkasnya.
Sedangkan narasumber lain pada dialog ini adalah Prof Hatta Jamil (Pakar Pertanian Unhas), RS Suroyo (Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Pembinaan Petani Muda), dan Arief A Bisma (Dekan Fakultas Pertanian UKRI Bandung).
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |