Senin, 21 Juli 2025 - 18:05 WIB
Wali Kota Parepare, H. Tasming Hamid, menerima audiensi Panitia Festival Budaya Bacukiki di ruang kerjanya, Senin pagi (21/7/2025). Audiensi berlangsung dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan.
Artikel.news, Parepare — Wali Kota Parepare, H. Tasming Hamid, menerima audiensi Panitia Festival Budaya Bacukiki di ruang kerjanya, Senin pagi (21/7/2025).
Audiensi berlangsung dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan.
Ketua pelaksana kegiatan, Tri Astoto Kodarie, menyampaikan secara langsung rencana pelaksanaan Festival Budaya Bacukiki 2025 yang akan digelar pada 25—26 Juli 2025 di Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare.
Dalam paparannya, Tri menjelaskan bahwa kegiatan ini didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulawesi Selatan dan Tenggara, serta melibatkan berbagai elemen masyarakat.
“Ada dua rangkaian kegiatan utama, yakni Tudang Sipulung (curah pendapat dan musyawarah) bertema ‘Dengan Festival Budaya Bacukiki Membangun Penguatan Tradisi Budaya, Kearifan Lokal, dan Ekologi Lingkungannya’, serta pertunjukan dan permainan tradisional seperti hadrah, malongga, gandrang bulo, madende, majjekka, magasing, enggo-enggo hingga mappadendang,” jelas Tri, yang merupakan mantan Kepala SMPN 10 Parepare.
Wali Kota Tasming Hamid mengapresiasi inisiatif tersebut dan menilai bahwa kegiatan ini selaras dengan visi menjadikan Parepare sebagai kota event dalam balutan budaya. Bacukiki dipandang sebagai lokasi yang sangat tepat karena memiliki nilai historis sebagai pusat kerajaan dan kebudayaan masa lalu.
“Pemerintah Kota sangat mendukung kegiatan Festival Budaya Bacukiki ini. Ini bukan sekadar acara, tetapi bagian dari pelestarian identitas budaya kita. Apalagi lokasi kegiatan berada di sekitar Masjid Tua Bacukiki yang sarat nilai sejarah. Apalagi selaras dengan visi kamj menjadikan Parepare sebagai kota even. Jadi kami sangat apresiasi segala even yang digelar di kota kita,” ungkap Tasming Hamid, yang menyampaikan komitmen pemerintah untuk terus mendukung inisiatif pelestarian budaya lokal.
Tri juga melaporkan bahwa peserta Tudang Sipulung melibatkan perwakilan guru SD, SMP, SMA, dan SMK se-Kota Parepare, ketua RW dan RT, pengurus masjid, mahasiswa KKN dari Unhas dan ITH, serta masyarakat umum.
Sementara itu, pertunjukan seni dan budaya pada malam hari akan diikuti oleh siswa SD se-Kecamatan Bacukiki, mahasiswa, dan warga Watang Bacukiki.
Kegiatan ini turut didukung penuh oleh Pemerintah Kelurahan Watang Bacukiki, yang bahkan menyumbangkan satu penampilan khas daerah, yakni mappadendang yang akan digarap secara kolaboratif bersama masyarakat setempat.
Dengan semangat kolaborasi, partisipasi aktif warga, serta dukungan pemerintah, Festival Budaya Bacukiki 2025 diharapkan menjadi titik balik kebangkitan budaya lokal sekaligus mengukuhkan Parepare sebagai kota yang menjunjung tinggi akar tradisi di tengah arus kemajuan.
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |