Jumat, 28 Oktober 2022 - 19:25 WIB
Jalan poros Majene-Mamuju yang merupakan jalan nasional terputus akibat longsor yang terjadi di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, sejak Kamis (27/10/2022) hingga Jumat (28/10/2022) hari ini.(Tangkapan layar video)
Artikel.news, Majene - Jalan poros Majene-Mamuju yang merupakan jalan nasional terputus akibat longsor yang terjadi di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, sejak Kamis (27/10/2022) hingga Jumat (28/10/2022) hari ini.
Jalur yang terputus ini menghubungkan tiga provinsi yaitu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Kapolsek Tubo Sendana AKP Tauhid mengatakan, material longsor berupa tanah dan bebatuan menutupi badan jalan hingga sekitar 150 meter.
Longsor mulai terjadi pada Kamis (27/10/2022) pagi. Beberapa jam setelahnya, aparat gabungan bersama dinas PU sempat berhasil membersihkan material longsor di jalan.
"Namun pada Kamis malam, longsor kembali terjadi dan menutupi seluruh badan jalan hingga ratusan meter. Longsor di malam hari ini yang parah. Jadi sangat disarankan kalau ada yang mau ke Mamuju atau Majene lebih baik ditunda dulu," ujar Tauhid, dilansir dari Kompas.com, Jumat (28/10/2022).
Tauhid menambahkan, alat berat sedang membersihkan material longsor tersebut. Sudah ada tiga unit eskavator yang diturunkan. Dalam hal ini masing-masing dua dari selatan dan satu dari arah Utara.
Imbas dari putusnya jalur Trans-Sulawesi ini menyebabkan banyaknya pengendara mobil maupun motor yang ingin dari arah Kota Majene maupun dari Kabupaten Mamuju antre hingga belasan jam karena menunggu pulihnya akses jalan.
"Kalau untuk jalan kaki tidak diperbolehkan untuk sementara," ujar dia.
Tauhid menyebut banyak juga warga yang memilih melewati jalur laut dengan menggunakan perahu katinting untuk melewati jalan yang tertimbun longsor.
Hal ini dilakukan agar aktivitas mereka tetap bisa berjalan meski harus mengeluarkan ongkos yang relatif mahal.
Seeperi yang dilakukan oleh Andika, warga Asal Kabupaten Pasangkayu. Ia terpaksa naik perahu Katinting dengan biaya yang cukup mahal.
Andika rela merogoh kocek Rp150 ribu untuk menuju daerah tujuannya di Kabupaten Polewali Mandar.
"150 ribu sama motor," kata Andika, dikutip dari Tribunsulbar.com
Padahal jarak ke daerah tujuannya itu hanya memakan waktu 10 menit perjalanan melintasi bibir pantai.
Tapi Andika lebih memilih naik perahu untuk menyeberang. Apalagi jalur yang tertimbun belum bisa dipastikan kapan bisa dilalui kendaraan.
Pasalnya, material longsor yang menimbun jalan cukup banyak sehingga membutuhkan waktu lama.
Pantauan Tribun Sulbar, penyediaan jasa penyeberangan berjumlah puluhan perahu. Setiap perahu berbeda-beda tarif ditawarkan. Ada yang memasang Rp 25 ribu per orang. Sebagian memasang tarif Rp 30 ribu.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |