Kamis, 10 Juli 2025 - 22:58 WIB
Orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu.(Istimewa)
Artikel.news, Makassar - Konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu, kembali menempati urutan nomor 1 sebagai orang terkaya di Tanah Air, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Forbes Billionaires pada Kamis (10/7/2025).
Kekayaannya melonjak usai perusahaan miliknya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/7/2025).
Merujuk data Forbes Billionaires pada Kamis hari ini, kekayaan bos Grup Barito tersebut mencapai US$ 27,9 miliar atau setara dengan Rp 453 triliun (dengan kurs Rp 16.254 terhadap dolar Amerika Serikat).
Di awal tahunv2025, Prajogo sempat menjadi orang terkaya di RI namun disalip oleh Low Tuck Kwong pada bulan Mei lalu.
Chandra Daya menjadi emiten ke-17 di bursa pada 2025. CDIA kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 563,64 kali dengan total partisipasi 400.126 investor sepanjang masa penawaran.
Adapun perusahaan melepas sebanyak 12,58 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Lewat aksi tersebut, perseroan mengantongi dana segar hingga Rp 2,37 triliun.
Adapun induk usahanya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menggenggam sebanyak 60% dari total saham yang dimiliki CDIA atau setara dengan 74,90 miliar saham.
Pada debut perdananya, saham CDIA dibuka menembus batas atas atau Auto Reject Atas (ARA) melesat 34,74% ke level Rp 256 per lembar.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 328,20 ribu dengan nilai transaksinya Rp 84,02 juta. Lalu frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 270 kali. Adapun kapitalisasi pasar Chandra Daya Investasi pagi ini senilai Rp 31,96 triliun.
Kenaikan harta Prajogo juga ditopang oleh peningkatan harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Merujuk data BEI, harga saham CUAN telah naik 17,4% sepekan dan BRPT naik 14,24% di tengah aksi IPO CDIA. Saham-saham Prajogo lainnya seperti PT Petrosea Tbk (PTRO) juga naik 18,46%.
Dilansir dari Katadata.com, Kamis (10/7), Prajogo lahir dengan nama asli Phang Djoen Phen, dan tumbuh dalam keluarga kurang mampu. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah menengah pertama.
Pria kelahiran tahun 1944 tersebut kemudian merantau ke Jakarta. Namun, karena sulit mendapatkan pekerjaan, ia memutuskan kembali ke Kalimantan dan bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Dari profesi inilah titik balik hidupnya bermula. Pada 1960, ia berkenalan dengan Bong Sun On, seorang pengusaha kayu asal Malaysia dan kemudian diajak bergabung ke perusahaannya, PT Djajanti Group.
Selama tujuh tahun bekerja di Djajanti Group, Prajogo menunjukkan kemampuannya hingga dipercaya menjabat sebagai General Manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik.
Menjelang akhir 1970-an, Prajogo memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mulai merintis bisnis sendiri di sektor perkayuan.
Ia mendirikan Barito Pacific Timber yang kemudian mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1993. Namun, setelah mengurangi lini bisnis perkayuan pada 2007, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Barito Pacific kemudian menjadi gruti bisnis bernama Grup Barito Pacific. Perjalanan ekspansi dimulai setelah mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada 2007.
Kemudian, pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Pada Juli 2021, Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri.
Kini, Barito Group dikelola oleh generasi kedua, yakni putranya Agus Salim Pangestu. Pada Maret 2022, kantor keluarga Pangestu mengakuisisi 33% saham perusahaan energi panas bumi Star Energy dari BCPG Thailand senilai US$ 440 juta.
Pundi-pundi kekayaan Prajogo semakin melimpah setelah anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melantai di BEI menyusul dua perusahaan Prajogo lainnya yang lebih dulu debut di BEI. Yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes Billionaires:
Prajogo Pangestu, kekayaan mencapai US$ 27,9 miliar
Low Tuck Kwong, kekayaan mencapai US$ 27,2 miliar
Robert Budi Hartono, kekayaan mencapai US$ 21,8 miliar
Michael Hartono, kekayaan mencapai US$ 20,9 miliar
Sri Prakash Lohia, kekayaan mencapai US$ 8,5 miliar
Otto Toto Sugiri, kekayaan mencapai US$ 6,8 miliar
Agoes Projosasmito, kekayaan mencapai US$ 6 miliar
Tahir & Family, kekayaan mencapai US$ 6 miliar
Marina Budiman, kekayaan mencapai US$ 4,8 miliar
Dewi Kam, kekayaan mencapai US$ 4,8 miliar
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |