Rabu, 13 Oktober 2021 - 18:11 WIB
Ilustrasi sepatu Nike
Artikel.news, Makassar - Bill Bowerman dikenal dalam sejarah sebagai co-founder atau orang kedua yang berjasa dalam mendirikan sebuah merek produk olahraga raksasa dunia yaitu Nike. Namun sedikit orang yang tahu kalau Bill meninggal karena kebanyakan menghirup lem sepatu.
Pria kelahiran 19 Februari 1911 ini dulunya menjadi pelatih atletik di Universitas Oregon, Eugene, Amerika Serikat. Bill melihat masalah utama yang dialami pelari jaman itu adalah pada sepatu.
Sepatu yang mereka pakai pasti selalu mengakibatkan kaki lecet dan memar-memar. Belum ada sepatu nyaman dan tahan lama yang bisa menunjang kebutuhan para pelari.
Pada tahun 1964, Bill bersama rekannya, Phill Knight, sepakat mendirikan sebuah perusahaan pembuat sepatu olah raga bernama Blue Ribbon Sports, yang nantinya berubah nama menjadi Nike.
Setelah bereksperimen dan mendesain berkali-kali, Bill berhasil merancang sepatu yang disebut “Nike Cortez”.
Dilansir dari Kumparan.com, Rabu (13/10/2021), yang mengutip NY Times, sepatu ini dilempar ke pasaran pada 1972, dan langsung mendapat sambutan positif dari pasar.
Sejak saat itu, sepatu produksi Nike dipakai oleh para tim atletik Amerika Serikat di Olimpiade 1972.
Dengan keberhasilan spektakuler Nike Cortez, merek Nike langsung mendapat tempat di dunia atletik.
Berkat kerja keras Bill, sepatu nyaman menjadi suatu tren dan keharusan di dunia olahraga. Sampai sekarang Nike sudah diproduksi di 160 negara di dunia, dengan karyawan mencapai lebih dari 35 ribu orang.
Sayangnya, segala eksperimen membuat teknologi sepatu Nike dengan rubber studs dan waffle sole, harus dibayar mahal Bill dengan kesehatannya.
Lem mengandung zat hexane yang menyerang pada sistem neurologi Bill, dan menyebabkannya kakinya hampir lumpuh.
Bill akhirnya wafat pada 24 Desember 1999, meninggalkan ratusan sejarah dan generasi sepatu atletik nyaman yang menjadi tren.
Sejak fenomena Nike Cortez, sekarang Nike sudah sampai pada generasi baru sepatu lari kelas dunia, Nike Air Max+ 2013.
Sepatu dilengkapi dengan teknologi mutakhir flywire yang menjaga kaki tetap nyaman sekalipun berlari dalam posisi apapun.
Para pecandu lari langsung menyerbunya, meski dibanderol dengan harga yang terbilang tidak murah itu, yakni mendekati Rp2 juta.
Pada Juni 2020, sepasang sepatu pertama yang dibuat oleh Bill dilelang Rumah lelang Sotheby.
Sepatu usang bersejarah itu terjual dengan harga mulai 130 dolar AS (sekitar Rp1,8 juta) hingga 150.000 dolar AS (sekitar Rp2,1 miliar).
Sepasang sepatu ini masuk dalam koleksi "sneaker paling berharga" yang pernah ditawarkan di rumah lelang, setelah sebelumnya sepasang sepatu Nike Air Jordan 1s berhasil memecahkan rekor penjualan khusus sneakers di Sotheby's.
Cerita Bill Bowerman ini diposting ulang oleh akun @milenialfact di Instagram dan mendapat respons dari banyak orang.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |