Ahad, 27 Juli 2025 - 12:41 WIB
Acara Festival Budaya Bacukiki yang digelar pada Sabtu malam, (26/7/2025) di halaman rumah salah satu tokoh masyarakat Bacukiki, H. Saharuddin, mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari masyarakat di Kecamatan Bacukiki dan para mahasiswa dari Unhas, ITH, IAIN Parepare yang sementara melakukan KKN bersama menyaksikan acara fesival budaya dengan antusias.
Artikel.news, Parepare -- Acara Festival Budaya Bacukiki yang digelar pada Sabtu malam, (26/7/2025) di halaman rumah salah satu tokoh masyarakat Bacukiki, H. Saharuddin, mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari masyarakat di Kecamatan Bacukiki dan para mahasiswa dari Unhas, ITH, IAIN Parepare yang sementara melakukan KKN bersama menyaksikan acara fesival budaya dengan antusias.
Gelaran acara yang dilaksanakan di malam Ahad itu berlokasi di Jalan Puang Halide RT 01/RW 01 Kelurahan Watang Bacukiki memang bernuansa budaya seperti sub tema acara, yaitu “Menjaga Kampung Nenek”.
Penonton yang berjumlah ratusan orang itu meluber sampai ke jalanan menyaksikan dengan antusias dan mengingat kembali memori waktu masa kanak-kanak.
“Kegiatan yang difasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara didukung serta diapresiasi penuh oleh pihak Pemerintah Kota, Camat Bacukiki, Lurah Watang Bacukiki, juga masyarakat setempat. Ini serupa slogan “Melawan Lupa” pada identitas budaya lokal, termasuk kearifan lokal. Permainan tradisional yang difestivalkan, diperagakan kembali seperti permainan masa lalu sebagai ingatan kolektif merawat budaya sendiri,” tutur Tri Astoto Kodarie selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Festival Budaya Bacukiki 2025.
Berbagai jenis pernainan tradisional yang ditampilkan, seperti ma’longga, ma’dende, ma’gasing, ma’jekka, enggo-enggo, gandrang bulo, hadrah, dan mappadendang.
Acara dibuka dengan penampilan hadrah dari santri-santri Pondok Pesantren DDI Takkalasi, Kabupaten Barru, yang tampil memukau serta decak kagum penonton. Kemudian panggung secara bergiliran diisi peragaan permainan yang kadang membuat pecah tertawa penonton serta memberikan tepuk tangan meriah, yaitu permainan ma’longga sampai enggo-enggo yang dibawakan oleh siswa-siswi sanggarr/kelompok dari SDN 32, SDN 58, SMPN 4, SMPN 9, serta SMPN 13.
Sedang pada sesi pertunjukan yang mendapat aplaus tak henti saat siswa-siswa sanggar/kelompok SDN 9 Parepare memperagakan tari gandrang bulo dengan ritmik yang dinamis serta sangat atraktif.
Dan saat malam di Watang Bacukiki menunjuk ke pukul 21.40 acara festival ditutup peragaan mappadendang oleh masyarakat Watang Bacukiki dengan suara khas kelompok menumbuk lesung hingga menimbulkan irama rasa suka cita seperti ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen padi yang melimpah.
Seperti dikatakan oleh salah seorang mahasiswa KKN yang hadir pada kegiatan tersebut, “Permainan tradisional bukan hanya sekedar bermain, tetapi memiliki nilai edukatif. Permainan tradisional warisan leluhur yang selalu berhubungan dengan kebersamaan, gotong-royong, persatuan, simbolisme alam, ketangkasan, kreativitas, serta nilai-nilai ekologi lingkungan.”
Dan kegiatan Festival Budaya Bacukiki 2025 juga dihadiri oleh Wali Kota Parepare Tasming Hamid yang diwakili oleh Kadis Ketahanan Pangan Muh Idris, perwakilan Polresta Parepare, Camat Bacukiki, Lurah Watang Bacukiki, serta masyarakat Bacukiki.
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |