Kamis, 07 Desember 2023 - 10:57 WIB
Rektor IAI DDI Polman memberikan penghargaan tinggi terhadap kegiatan percepatan penurunan stunting yang baru-baru ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh BKKBN Sulawesi Barat.
artikel.news, Polman-- Prof. Dr. Anwar Sewang, M.Ag, Rektor IAI DDI Polman memberikan penghargaan tinggi terhadap kegiatan percepatan penurunan stunting yang baru-baru ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh BKKBN Sulawesi Barat dan Mitra Kerja Komisi IX DPR RI. Kegiatan ini berlangsung di Aula IAI DDI Polewali Mandar (1/12) dan dihadiri oleh 350 peserta terdiri dari civitas akademi IAI DDI Polman.
Dalam acara Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI, Prof. Dr. Anwar Sewang menyatakan bahwa kolaborasi ini memegang peranan penting dalam upaya mencegah stunting, sebuah masalah kesehatan yang memiliki dampak signifikan pada pembangunan bangsa.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, Kabupaten Polewali Mandar menempati urutan kedua tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat dengan angka prevalensi stunting mencapai 39,3 persen. Angka ini memicu keprihatinan dan mendorong langkah-langkah kolaboratif yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan ini.
Rektor Anwar Sewang menyampaikan harapannya agar kerjasama ini dapat terus dilanjutkan secara kolaboratif. "Bersama-sama kita dapat mencegah dan mengatasi permasalahan stunting yang menjadi salah satu isu kesehatan di negara ini. Ini adalah komitmen kita untuk berpartisipasi dalam upaya menciptakan solusi terhadap masalah kesehatan," ujarnya dengan penuh semangat.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja KB/KR, Walfaidhin, SE, memberikan informasi penting terkait upaya penurunan stunting melalui Program Keluarga Berencana Pasca Salin dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Walfaidhin menyoroti pentingnya mengatur jarak kehamilan sebagai langkah utama dalam menurunkan risiko stunting.
"Salah satu faktor penyebab stunting adalah karena 4T, yaitu Terlalu Muda dan Terlalu Tua usia Melahirkan, Terlalu dekat jarak kehamilan, dan Terlalu sering Melahirkan. Oleh karena itu, kami menyarankan bagi ibu pasca persalinan untuk menggunakan MKJP seperti IUD atau Susuk KB," paparnya dengan jelas.
Kontrasepsi MKJP dianggap sebagai bentuk intervensi yang efektif dalam merencanakan kehamilan dengan bijak. Hal ini memberikan kesempatan bagi ibu pasca persalinan untuk memastikan asupan gizi dan kasih sayang pada anak yang dilahirkan.
"Dengan KB Pasca Salin, jarak kehamilan di bawah satu tahun akan mengurangi risiko lahirnya bayi stunting." Tambah walfaidhin
Dukungan juga datang dari legislatir perempuan Sulawesi Barat, Dra. Hj. Andi Ruskati Ali Baal, yang menekankan perlunya perbaikan asupan gizi bagi ibu dan anak melalui pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun. Dalam pandangannya, memberikan ASI eksklusif merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mencegah stunting.
"Pemberian ASI eksklusif merupakan langkah awal dalam mencegah terjadinya stunting. ASI bukan hanya sebagai sumber makanan terbaik bagi anak, tetapi juga mendukung perkembangan otak dan daya tahan tubuh. Dengan mengatur jarak kehamilan, kita memberikan kesempatan optimal untuk memberikan ASI eksklusif pada anak," ungkap Ruskati.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |