Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:50 WIB
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar harus berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan sekadar pesta seremonial dengan panggung megah, tetapi momentum empati dan keberpihakan kepada masyarakat.
Artikel.news, Makassar - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar harus berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan sekadar pesta seremonial dengan panggung megah, tetapi momentum empati dan keberpihakan kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Munafri saat memimpin Rapat Koordinasi persiapan HUT Kota Makassar yang jatuh setiap tanggal 9 November, di Ruang Sipakalebbi Balai Kota Makassar, Jumat (17/10/2025).
Rakor dihadiri Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, Sekretaris Daerah Kota Makassar Andi Zulkifli Nanda, jajaran asisten, kepala SKPD, camat, tim ahli Pemkot Makassar, serta event organizer HUT Kota Makassar.
Mengusung tema “Merajut Harmoni, Membangun Kebersamaan”, Munafri menekankan bahwa HUT ke-418 harus menyampaikan Implementasi nyata kehadiran Pemerintah di tengah masyarakat. Menurutnya, perayaan ulang tahun kota merupakan momen untuk memberikan hadiah nyata bagi warga, terutama yang membutuhkan.
“Kalau bahasa Inggrisnya sharing means caring. Seluruh kegiatan harus berdampak langsung ke masyarakat, bukan sekadar kemewahan. Hadiah ulang tahun kota itu harus diberikan kepada rakyat, entah berupa pengobatan gratis, beasiswa, bantuan perbaikan rumah, dan sebagainya,” kata Munafri.
Munafri meminta agar perayaan HUT tidak digelar dengan konsep glamor. Properti dan desain acara harus sederhana, tetapi sarat makna.
Ia menolak pola lama yang lebih banyak menghabiskan anggaran di panggung dan EO, sementara masyarakat hanya mendapat sedikit manfaat.
“Jangan lagi ada acara dengan anggaran Rp500 juta, tapi Rp300 juta habis untuk panggung, Rp100 juta untuk EO, sementara masyarakat hanya mendapat Rp25 juta. Itu bukan yang kita mau. Saya ingin kegiatan dikombinasikan dengan berbagai aktivitas yang langsung menyentuh warga,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Lapangan Karebosi akan menjadi pusat perayaan HUT. Alasannya, Karebosi lebih mudah diakses masyarakat dan tidak menimbulkan kemacetan sebagaimana jika digelar di kawasan pantai.
“Saya tidak mau masyarakat susah, macet-macetan hanya karena acara. Karebosi itu pusat kota, bisa menampung banyak orang, dan semua bisa ikut merasakan,” jelasnya.
Lebih jauh, Munafri meminta semua SKPD, camat, dan perangkat Pemkot Makassar untuk berkolaborasi penuh. Menurutnya, perayaan HUT tidak boleh terpecah dalam ego sektoral. Semua rangkaian acara harus satu desain, satu logo, satu nada dan saling berkesinambungan.
“Jangan ada yang bikin kegiatan sendiri, atau jalan sendiri. Semua harus inline. Kalau ada barang atau fasilitas di SKPD tertentu yang bisa dipakai bersama, ya dipinjamkan. Jangan ditahan-tahan. Ini harus jadi satu rangkaian besar yang kolaboratif,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar seluruh SKPD memaksimalkan belanja lokal, supaya perputaran ekonomi HUT memberi dampak langsung bagi pelaku usaha di Makassar.
Selain program sosial, Munafri ingin menyiapkan agenda khusus penghargaan kepada warga atau tokoh yang berkontribusi besar bagi Makassar di bidangnya masing-masing. Menurutnya, apresiasi ini penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap kota.
“Kita ingin memberi penghargaan kepada orang-orang yang care terhadap Makassar. Mereka yang berbuat tanpa pamrih untuk kota ini harus kita apresiasi di momentum ulang tahun ini,” katanya.
Tidak sampai disitu, Ia menekankan agar kelompok difabel tidak dilupakan dalam perayaan HUT. Ia meminta panitia melibatkan mereka secara aktif, sekaligus memberi ruang apresiasi kepada anak-anak berprestasi di bidang pendidikan.
“Cari anak-anak yang berprestasi, libatkan difabel. Ini penting sekali. Kita juga bisa menggandeng pihak ketiga untuk mendukung kegiatan ini, agar semakin banyak pihak yang terlibat,” tutur Munafri.
Menutup arahannya, Munafri mengingatkan bahwa suksesnya HUT ke-418 tidak cukup dengan wacana. Semua pihak harus turun bekerja nyata, duduk bersama, dan menyelesaikan teknis secara cepat.
“Event ini hanya bisa terselenggara kalau kita betul-betul bekerja, bukan hanya bicara. Duduk sama-sama, putuskan, jalankan. Kalau kita kolaborasi, semua yang berat akan jadi ringan,” tutupnya.(*)
Laporan | : | Aan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |