Jumat, 01 Desember 2023 - 08:46 WIB
Artikel.news, Majene - Kabupaten Majene yang terkenal sebagai kabupaten penghasil ikan dengan garis pantai sepanjang 125 kilometer dan wilayah laut seluas 1.000 kilometer persegi, dihadapkan pada masalah serius terkait angka stunting yang tinggi di wilayahnya.
Meskipun dikenal dengan potensi perikanan yang melimpah, yakni mencapai 18 ribu ton per tahun, angka stunting di Kabupaten Majene mencapai prevalensi 40,6 persen pada tahun 2022, menjadi yang tertinggi di Sulawesi Barat.
Permasalahan stunting ini dihadapi dengan serius oleh pemerintah daerah, seperti yang disampaikan oleh Hasnawati, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene.
Pada pembukaan kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI pada Rabu (29/11/2023) di Desa Tammeroddo Utara, Kecamatan Tammeroddo Sendana, Kabupaten Majene, Hasnawati menggarisbawahi dampak serius stunting terhadap kesehatan anak-anak.
"Stunting bukan hanya menghambat pertumbuhan fisik, namun juga dapat menghambat perkembangan kognitif dan motorik anak serta meningkatkan risiko penyakit kronis pada masa dewasa," ungkap Hasnawati.
Dalam upaya menangani permasalahan ini, kegiatan Promosi dan KIE percepatan penurunan stunting di Kabupaten Majene diharapkan dapat menurunkan angka stunting yang masih menjadi yang tertinggi di Sulawesi Barat.
Hasnawati juga memperkuat pentingnya perubahan pola hidup sehat dalam mengatasi permasalahan stunting.
"Perubahan gaya hidup modern yang cenderung mengandalkan makanan instan dan susu formula menjadi tantangan serius. Kita harus mengedukasi agar kembali pada pola hidup sehat, termasuk memastikan pemberian ASI kepada bayi dan makanan bergizi untuk anak-anak," tandas Hasnawati.
Rezky Murwanto, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, mengajak masyarakat untuk aktif melakukan kunjungan rutin ke posyandu guna memeriksa status gizi ibu hamil dan balita.
Hal ini disampaikan dalam rangka implementasi Surat Edaran (SE) Nomor 32 Tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Pj. Gubernur untuk kampanye "Ayo ke Posyandu" selama bulan November 2023.
"Posyandu merupakan sarana yang sangat penting untuk memeriksa status gizi ibu hamil dan balita. Dengan adanya SE Nomor 32 Tahun 2023, kami mengajak masyarakat untuk aktif mengunjungi posyandu guna memastikan kesehatan ibu hamil dan perkembangan optimal pada balita," ujar Rezky.
Rezky juga mengungkapkan keprihatinannya terkait perilaku masyarakat yang lebih memilih menjual potensi perikanan yang melimpah, daripada mengkonsumsinya secara langsung.
"Ikan laut merupakan sumber nutrisi penting, terutama karena kandungan Omega-3 yang sangat baik untuk perkembangan otak pada anak-anak. Saya sangat menyayangkan jika semua potensi ikan yang ada hanya dijual tanpa dikonsumsi oleh masyarakat setempat," tambah Rezky.
Rezky menekankan pentingnya memaksimalkan asupan nutrisi, terutama ikan, bagi perkembangan otak pada anak usia di bawah dua tahun. Kehadiran omega-3 dalam ikan laut memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan perkembangan otak pada usia dini.
Dra. Hj. Andi Ruskati Ali Baal, Anggota Komisi IX DPR RI, hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan yang diikuti oleh 175 peserta. Beliau mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas gizi dalam keluarga, khususnya pada kelompok yang berisiko stunting di daerah tersebut.
"Meskipun daerah kita dikenal sebagai penghasil ikan, namun ironisnya, hasil tangkapan ikan cenderung dijual untuk kemudian digunakan membeli makanan instan. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan kurangnya asupan gizi yang baik, terutama bagi anak-anak di rumah," ujar Ruskati.
Selain menyoroti perbaikan gizi, tokoh perempuan ternama di Sulawesi Barat ini juga menekankan pentingnya pencegahan pernikahan usia anak sebagai salah satu langkah untuk menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
"Pencegahan pernikahan usia anak menjadi salah satu langkah kunci dalam menekan angka stunting. Anak-anak yang menikah pada usia dini mungkin belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kehamilan dan pola asuh yang benar. Ini berpotensi meningkatkan risiko komplikasi pada janin dan dapat mengakibatkan keguguran, karena organ reproduksi mereka belum sepenuhnya matang," tambah Ruskati.
Peningkatan pemahaman mengenai perawatan ibu hamil dan pola asuh yang baik, terutama bagi wanita di usia remaja, menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan stunting.
Menutup kegiatan ini, Dra. Hj. Andi Ruskati Ali Baal mengajak masyarakat untuk bersama-sama berkomitmen dalam memperbaiki gizi keluarga serta mengedukasi agar masyarakat memahami dampak negatif dari pernikahan usia anak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tidak lagi menyumbang angka stunting di Kabupaten Majene.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |