Ahad, 24 Agustus 2025 - 14:17 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.(Istimewa)
Artikel.news, Jakarta - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, kembali menunjukkan komitmen dan konsistensinya dalam menjaga stabilitas harga beras di Indonesia. Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diterapkan bukan hanya untuk melindungi petani, tetapi juga menjaga daya beli konsumen.
Hal ini menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam rantai pangan.
Belakangan ini, beredar narasi negatif yang menyudutkan kebijakan Mentan Amran. Namun, penting bagi masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Perbandingan harga beras Indonesia dengan negara lain, seperti Jepang, sering disalahartikan, padahal konteksnya adalah stabilisasi pasar dan perlindungan petani agar mereka tetap mendapatkan harga yang layak.
Melalui rilis tertulis pada Ahad (24/8/2025), Amran menekankan bahwa harga beras di Indonesia sangat sensitif. Perubahan sedikit saja bisa memicu ketidakstabilan. Oleh karena itu, HPP dan HET harus dijaga secara konsisten agar tercipta keseimbangan antara kepentingan petani dan konsumen. Kebijakan ini mencerminkan pendekatan proaktif pemerintah dalam mengantisipasi gejolak pasar.
Lebih dari itu, langkah-langkah tegas yang diambil Mentan Amran terhadap praktik perdagangan yang merugikan petani menunjukkan keberanian dan integritasnya. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada stabilitas harga, tetapi juga berupaya menegakkan keadilan dalam distribusi pangan.
Masyarakat diajak untuk lebih proaktif dalam menyaring informasi dan melihat sisi positif dari kebijakan yang dijalankan. Dukungan terhadap HPP dan HET tidak hanya melindungi petani, tetapi juga memastikan harga beras tetap terjangkau bagi konsumen. Sikap kritis dan rasional diperlukan agar narasi negatif tidak mengaburkan fakta dan tujuan kebijakan.
Dengan pendekatan yang bijak dan kolaboratif, Mentan Amran terus mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Dukungan masyarakat, kritis namun objektif, menjadi kunci keberhasilan kebijakan pro-petani dan pro-konsumen ini, sekaligus mendorong terciptanya sistem pangan nasional yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Laporan | : | Aan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |