Oleh: Dr. Drs. H. Parman Parid, M.M.

Muhammad Siradz Andi Sapada, atau yang biasa dipanggil orang Puang Siradz kalau saya sapa beliau dengan panggilan Andi Siradz, adalah sahabat terbaik yang pernah kami miliki. 

Persahabatan kami dimulai sejak dipertemukan oleh Andi Alifian Mallarangeng (Andi Anto). Waktu itu Andi Siradz diajak oleh Andi Anto mendirikan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) besutan Prof Ryaas Rasyid di Kota Parepare. 

Menurut cerita yang disampaikan oleh Bapak H. Basrah Hafid Wali Kota Parepare pada masanya kepada saya bahwa Andi Anto minta orang untuk mengurus PDK di Kota Parepare.

Kebetulan pada waktu itu saya dengan H. Basrah Hafid bersama kuliah S2 di UMI dan beliau juga mengenal saya pernah jadi Sekretaris PAN Parepare.

Tapi waktu itu lagi istirahat berpartai lalu beliau tawari saya untuk kembali berpartai, dan beliau sampaikan bahwa ada partai baru bentukan Prof. Ryaas Rasyid dan beliau mengatakan kepada saya bahwa diminta oleh Pak Ryaas untuk mencarikan orang, lalu bertanya kepada saya. Pak Parman bagaimana mau jadi pengurus. Waktu itu saya sampaikan ok puang, tapi siapami ketuanya. Beliau menjawab nanti kita dihubungi oleh pengurusnya. 

Beberapa hari kemudian saya dihubungi orang yang sama sekali saya tidak kenal. Beliau datang di rumah orang tua saya di Jalan Jenderal Sudirman, bersama pengurus pusat PDK yang juga saya tidak kenal, tapi sepertinya orangnya sudah sering muncul di TV Nasional waktu itu. Dia adalah Andi Anto.

Selanjutnya saya bertiga naik mobil menuju sebuah hotel. Di sana kami bertiga berdiskusi tentang cikal bakal PDK di Parepare. 

Di masa kami ber-PDK sepuluh tahun lebih, banyak suka dan duka. Sukanya karena sepertinya PDK disambut dengan baik oleh masyarakat. Terbukti dengan mudahnya kami membentuk kepengurusan, mulai dari tingkat kelurahan sampai tingkat kota dikerjakan dalam waktu relatif singkat. Sehingga pelantikan bisa serentak dilakukan untuk seluruh kelurahan yang ada di Parepare, spektukuler. 

Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan tingkat kecamatan dan tingkat kota juga dengan cepat bisa dilaksanakan. Pemuda dan perempuan PDK juga bisa dibentuk sebelum memasuki Pemilu.

Ada kalimat yang berkesan yang disampaikan oleh Andi Siradz kepada saya. Beliau mengatakan bahwa prestasi pengurus partai itu tidak diukur oleh seberapa seringnya dia hadir di sekretariat, tetapi prestasi itu diukur oleh berapa banyak calon legislatifnya yang bisa duduk di DPRD. 

Salah satu hal yang paling mengesankan dari beliau adalah tekad dan visinya dalam membesarkan partai yang beliau pimpin. 

Sejak awal, beliau selalu berpikir bagaimana partai ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan semangat dan kegigihannya, dia fokus dan lihai di politik dan bidang lain. Termasuk ketika beliau memimpin cabang olahraga kempo Kota Parepare. Kebetulan saya Ketua KONI Parepare waktu itu beliau memimpin kempo pada Pekan Olahraga Provinsi dan berhasil menyumbang medali emas untuk kontingen Parepare sebanyak 3 keping. Pencapaian yang menurut saya luar biasa.

Membangun dari nol. Saya masih ingat ketika beliau pertama kali membicarakan mimpinya ini kepada saya. Kami sedang di Sekretariat PDK di rumah pribadi Andi Anto di Jalan Andi Mallarangeng. Dengan mata berbinar, dia mengungkapkan rencana besar yang dia miliki. Parman, saya ingin PDK satu Fraksi di DRPD. Meskipun pada awalnya hanya berbekal semangat dan sedikit dana. Modal Rp. 70.000, Andi Siradz tidak pernah gentar.

Beliau bekerja tanpa lelah untuk membesarkan partai. Dia menghabiskan waktu berjam-jam berdiskusi bersama saya dan pengurus lainnya. Kadang pulangnya pukul 02.00 dini hari, bahkan sekali kali nginap di sekretariat. 

Dia sering bercerita kepada saya tentang betapa sulitnya mendapatkan dukungan pada awalnya. Namun dia tidak pernah menyerah. "Tidak ada jalan pintas untuk mencapai sesuatu yang besar, Parman. Kita harus berjuang dan bekerja keras," katanya.

Hal lain yang luar biasa bahwa, beliau banyak menginspirasi orang lain. Tekad beliau dalam membesarkan partai juga menginspirasi banyak orang. 

Banyak relawan yang bergabung karena terinspirasi oleh visi dan semangatnya. Saya ingat salah satu acara besar yang diadakan oleh beliau pada Pemilu, yakni kampanye akbar yang membuat jalan di Kota Parepare macet total.

Beliau sering berucap kalau anda melakukan sesuatu jangan tanggung, karena besar dan kecil sama sama meluangkan waktu dan pikiran. Jadi kalau mau melaksanakan kegiatan sekalian besar atau sama sekali tidak perlu.

Pencapaian yang membanggakan. Berkat kerja keras dan dedikasinya, partai yang dipimpin Andi Siradz akhirnya berhasil mendudukan 2 caleg di DPRD Parepare, bahkan hampir 3. Pencapaian yang luar biasa sebagai partai pendatang baru dan beliau berhasil dipilih jadi Wakil Ketua DPRD. Pencapaian yang sangat membanggakan. 

Kenangan terakhir. Salah satu kenangan terakhir saya dengan beliau adalah ketika beliau mengahadiri pelantikan saya di Partai Demokrat selaku sekretaris. Beliau sempat menyampaikan kepada saya bahwa Pak Parman “Beda Pekerja Partai dengan Politisi”. Lalu saya bertanya bedanya apa puang. Kalau pekerja partai tidak jadi anggota DPRD itu tidak gagal yang penting partainya mendudukkan orang. Tapi kalau politisi mestinya harus jadi anggota DPRD.

Muhammadi Siradz Andi Sapada telah meninggalkan dunia ini, tetapi warisan dan semangatnya akan selalu hidup. Dia bangun dan di hati semua orang yang pernah bekerja bersamanya. 

Dia adalah contoh nyata bagaimana tekad dan dedikasi bisa membawa perubahan besar bagi masyarakat.

Di akhir hidupnya, Muhammadi Siradz Andi Sapada, mengajarkan kepada kita semua bahwa hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tetapi tentang bagaimana kita hidup dan dampak apa yang kita tinggalkan. Innalillah wa inna ilaihi rojiun, bahwa sesungguhnya yang hidup pasti akan mati.

Selamat jalan, Pak Andi. Terima kasih atas segala kebaikan dan inspirasi yang telah kau berikan. Semangatmu akan selalu hidup dalam setiap langkah kami. Insya Allah Husnul Khatimah, Aamiin.

Laporan	:	Parman Parid
Editor	:	Ruslan Amrullah