Artikel.news, Florida - Seorang guru di Florida, Amerika Serikat, dipecat karena melakukan tindakan diskriminatif. Ia mengganggu sejumlah siswa yang tengah salat di sekolah.

Insiden itu terjadi di Franklin Academy baru-baru ini. Aksi tersebut direkam dalam sebuah video yang viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, tampak dua siswa laki-laki yang sedang melaksanakan salat berjemaah di sebuah ruangan sekolah.

Akan tetapi, ruangan itu diyakini sebagai ruangan seorang guru. Ketika para siswa sedang salat, sang guru tiba-tiba datang dan meneriaki mereka.

"Kenapa mereka ada di ruangan saya? Siapa yang menyuruh mereka datang ke sini? Guru yang mana?" ujar guru perempuan itu dalam video yang viral di TikTok itu, seperti dilansir dari HaiBunda.com, Sabtu (17/12/2022).

Guru perempuan itu tidak terima kedua siswanya melakukan salat yang ia sebut sebagai 'ritual sihir'. Ia pun mencoba membubarkan mereka dengan mengganggu para siswa.

Dalam video, terlihat sang guru sampai hampir menginjak salah satu tangan murid yang sedang sujud, Bunda.

"Ini kantor saya, dan kalian melakukan semua sihir itu?" ucapnya.

"Saya tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Saya percaya kepada Yesus jadi saya akan berjalan saja di lantai ini," sambung guru itu.

Tidak diketahui apa alasan kedua siswa tersebut melakukan salat di ruangan milik sang guru. Tak disebutkan pula apakah para siswa sudah mendapatkan izin memakai ruangan guru perempuan itu.

Akan tetapi, pihak sekolah menyatakan bahwa mereka sudah memecat guru tersebut. Franklin Academy mengatakan bahwa mereka tidak bisa menoleransi tindakan diskriminatif dalam bentuk apa pun, termasuk agama.

"Meskipun kami tidak mengurus masalah personal, kami dapat menyampaikan bahwa guru yang bersangkutan bukan lagi anggota staf Franklin Academy," demikian pernyataan sekolah yang dikutip NBC.

Menyikapi kejadian tersebut, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Florida, Abdullah Jaber, menilai bahwa insiden itu menunjukkan betapa pentingnya staf sekolah memiliki kesadaran beragama.

"Sangat penting bagi pengelola dan staf sekolah untuk mengetahui praktik-praktik dasar keyakinan dalam melayani siswa yang menjalankan keyakinan mereka, dalam hal ini umat Islam," kata Jaber.