Artikel.news, Jakarta - Pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyampaikan pada kuartal I 2021 ini total kredit BRI tumbuh 1,4 persen menjadi Rp 896 triliun dari sebelumnya pada periode yang sama sejumlah Rp 884,2 triliun.

Aset BRI saat ini mencapai Rp 1.374 triliun dan itu artinya tumbuh 6,8 persen. Meski masih tumbuh positif Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa pertumbuhan itu sebenarnya menurun.

Turunnya pertumbuhan aset tersebut menurut Suharso juga disebabkan karena adanya pengalihan portofolio dari Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIsyariah) ke Bank Syariah Indonesia (BSI). Seperti diketahui BSI sendiri merupakan hasil penggabungan dari 3 bank syariah milik bank BUMN.

"Aset BRI juga tumbuh positif Rp 1.374 triliun dan itu artinya tumbuh 6,8%. Ini tentu saja dikatakan berkurang karena sebelum Desember 2020 portofolio BRI masih memiliki Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRISyariah). Setelah BRISyariah merger dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), portofolio BRISyariah dikonsolidasikan ke Bank Mandiri, baik kredit, dana pihak ketiga dan aset," katanya dalam Rapat dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, dikutip dari Detik.com, Selasa (15/6/2021).

Sementara untuk pertumbuhan kredit BRI didorong oleh berbagai segmen pinjaman, terutama pada pinjaman pada UMKM. Sunarso memaparkan porsi pinjaman UMKM BRI pada kuartal I-2021 ini tetap terjaga sebesar 80,12 persen. Dia mengatakan angka itu tumbuh dari rata-rata sebelumnya 78 persen.

"Saya ingin sampaikan bahwa dulu-dulu BRI sulit untuk mencapai porsi pinjaman UMKM ke angka 80 persen, rata-rata paling tinggi 78 persen dan sekarang kita jaga di 80,12 persen. Kini portofolio kredit BRI adalah kepada UMKM," terangnya.

Pertumbuhan pinjaman UMKM sendiri tercatat sebesar 55 persen. Selain itu, pertumbuhan kredit Bank BRI juga didorong oleh pinjaman dari mikro atau pinjaman oleh kalangan menengah ke bawah yang tumbuh sebesar 12 persen.

Kemudian pinjaman menengahterkontraksi -2,2 persen, dan pinjaman konsumer tumbuh 1,7 persen. Pertumbuhan korporasi atau pinjaman dari perusahaan atau badan usaha juga terkontraksi -12,3 persen.