Artikel.news, Makassar - Banyak hal yang memengaruhi masa depan dan stabilitas hidup seseorang. Mulai dari lingkungan, pola hidup, maupun orang-orang di sekitarnya. 

Lingkungan tentu punya andil besar dalam membentuk kebiasaan seseorang. Baik itu kebiasaan yang positif, sampai kebiasaan buruk.

Kebiasaan terbentuk dan melekat pada keseharian seseorang, hingga terkadang keberadaan tak lagi terasa karena hampir menjadi bagian dari diri sendiri. 

Oleh karena itu, kamu wajib berhati-hati pada kebiasaan-kebiasaan yang terlihat sepele, tapi bisa sangat berdampak bagi hidupmu. 

Dilansir dari Suara.com, Sabtu (15/10/2022), berikut, 3 kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan saat ini juga, karena dampaknya bisa merusak hidup.

1. Terlalu Takut

"Memilih diam, karena takut salah."

Apakah kamu orang yang seperti ini? Jika iya, kamu harus berusaha untuk lekas menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Rasa takut itu wajar, namun takut pada sebuah kesalahan hingga membuatmu stuck di tempat atau bahkan meredupkan dirimu juga bukan pilihan yang bijak. 

Kesalahan ada untuk menjadi bahan evaluasi diri kita. Jangan sampai di masa tua nanti kamu baru menyesali hal ini. Selain itu, rasa takut yang kamu pertahankan bukanlah hal yang baik. Ada kalanya juga di saat-saat tertentu, rasa takutmu bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri atau orang lain. 

2. Haus Validasi

Dipuji oleh orang lain memang terdengar menyenangkan. Tapi ingatlah, jika sampai pujian orang lain membuatmu terbang hingga lupa jati diri, itu tandanya kamu sudah terlena oleh pujian. Dan itu adalah sitjadi yang berbahaya bagi hidupmu.

Sebab pada saat itu, kamu akan mulai menjadikan pujian sebagai kebutuhan hidup. Dan jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kamu bisa melakukan hal-hal yang menyiksa diri sendiri hanya untuk mendapatkan pengakuan atau validitas dari orang lain. 

3. Menuntut didengarkan 

Kalau biasanya kita kerap mendengar, dahulukan akal dari mulut. Maka kali ini juga nggak jauh berbeda. Sebagai manusia, kita tentulah punya keinginan untuk didengarkan oleh orang lain. Namun, coba renungkan kembali dan tanyakan pada diri dahulu. Sudahkah kamu mendengarkan orang lain?

Dari sana, kamu tentulah dapat menelaah dan mengukur sendiri rasa egoisme dalam dirimu. Jika kamu tak mau mendengarkan orang lain, kamu juga tidak boleh memaksa orang untuk mendengarkanmu. Karena sejatinya, orang lain bisa dikatakan sebagai cermin bagi perilaku kita sendiri.