Rabu, 18 Juni 2025 - 20:48 WIB
Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi musim kemarau. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi di musim kemarau.
Artikel.news, Parepare -- Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi musim kemarau. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi di musim kemarau.
Manajer Teknik dan Perencanaan PAM Tirta Karajae, Wahid mengatakan, sudah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami gangguan distribusi selama kemarau berlangsung.
“Kami sudah punya peta wilayah yang biasanya terdampak saat debit air menurun. Itu menjadi acuan kami untuk mengatur sistem distribusi dan tekanan air agar tetap merata,” kata Wahid, Rabu (18/6/2025).
Dia mengaku, bahwa meski sebagian wilayah Sulawesi Selatan mulai mengalami penurunan curah hujan sejak Mei 2025, namun kondisi sumber air baku di Parepare masih dalam batas aman.
“Kami prediksi Parepare akan mengalami puncak kemarau pada September. Tapi kondisi sumber air baku sejauh ini masih stabil dan mencukupi untuk kebutuhan pelanggan,” ungkap Wahid.
Hingga pertengahan Juni 2025 ini, ketersediaan air baku masih dalam kondisi aman dan cukup untuk melayani seluruh pelanggan di Parepare, termasuk jika kemarau mencapai puncaknya pada Juli atau September 2025, mendatang.
“Kondisi air baku di Parepare saat ini masih stabil. Kita tetap melakukan monitoring harian, terutama terhadap sumber-sumber utama yang selama ini menjadi andalan,” terang Wahid.
PAM Tirta Karajae mengandalkan dua sumber air baku utama, yaitu Sungai Karajae, dan sumur dalam di beberapa titik di Parepare.
Ketergantungan terhadap curah hujan disebut relatif rendah karena sumber air tersebut masih memiliki debit yang mencukupi meski intensitas hujan menurun.
Suplai air baku karajae dalam kondisi kemarau masih mampu menyuplai air hingga 80 liter/detik meski tentu harus tetap diatur dengan efisiensi.
Wahid menambahkan, sebagai bentuk kesiapsiagaan, PAM Tirta Karajae juga mengatur pola distribusi secara dinamis dan menyiagakan armada tangki air bersih sebagai solusi alternatif jika sewaktu-waktu dibutuhkan di wilayah tertentu.
“Kita juga sudah siapkan armada tangki jika ada daerah yang memerlukan suplai tambahan. Prinsipnya, kebutuhan dasar masyarakat tetap jadi prioritas utama,” tandas Wahid.
Dengan berbagai upaya ini, PAM Tirta Karajae optimistis dapat menjaga pelayanan air bersih tetap berjalan maksimal di tengah tantangan cuaca ekstrem dan musim kering.
Laporan | : | Risal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |