Senin, 12 Juli 2021 - 22:33 WIB
Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar didampingi Sekprov Sulbar Muhammad Idris, Asisten I Bidang Pemkesra Muh. Natsir, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Junda Maulana, melakukan rapat pembahasan pembangunan rumah sakit yang berkonsep panorama alam, berlangsung di Kantor Merah Putih Gubernur Sulbar, Mamuju, Senin (12/7/2021).
Artikel.news, Mamuju - Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar didampingi Sekprov Sulbar Muhammad Idris, Asisten I Bidang Pemkesra Muh. Natsir, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Junda Maulana, melakukan rapat membahas pembangunan rumah sakit yang berkonsep panorama alam, berlangsung di Kantor Merah Putih Gubernur Sulbar, Mamuju, Senin (12/7/2021).
Menurut gubernur, pihaknya ingin membangun sebuah rumah sakit yang memiliki daya tarik keindahan pemandangan alam.
"Kita inginkan rumah sakit yang kita bangun memiliki daya tarik keindahan pemandangan, sehingga pasien yang masuk di rumah sakit itu langsung sehat dan tidak memikirkan penyakitnya, disebabkan panorama alam yang disuguhkan oleh rumah sakit kita nantinya," ujar Ali Baal.
Makanya, dalam rapat tersebut membahas perencanaan pembangunan rumah sakit jiwa dan rumah sakit Covid-19 dengan konsep berdaya tarik keindahan pemandangan alam. Rumah sakit rencananya ditempatkan di Kabupaten Majene.
"Rapat kali ini masih perlu ditindak lanjuti secara mendetail. Namun kita tidak boleh hanya diam dan berpangku tangan menunggu proses yang ada. Saya harapkan rumah sakit ini dapat terus berjalan memberikan pelayanan yang maksimal kepada warga masyarakat Sulbar," kata Ali Baal.
Lebih lanjut disampaikan, rumah sakit tersebut akan dibangun dengan luas lahan 10 hingga 20 hektare. Pada rumah sakit itu akan tergabung beberapa unsur pelayanan kesehatan dan umum yaitu, pelayanan Covid-19, rehabilitasi bagi para pecandu narkoba, rumah sakit disabilitas, dan pelayanan pendidikan kesehatan.
"Jadi masyarakat kita yang sudah direhabilitasi akibat narkoba nantinya akan kita carikan lahan pekerjaan yang diintegrasikan dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Namun hal ini masih kita akan kaji lebih mendalam," kata mantan Bupati Polman dua periode ini.
Direktur Rumah Sakit Regional, dr. Indahwaty Nur Syamsi mengemukakan, berdasarkan hasil rapat yang dilaksanakan oleh Gubernur Sulbar dan jajaran, telah dibahas beberapa item perencanaan pembangunan dan rehab Rumah Sakit Regional.
Dimana sesuai keinginan Gubernur Sulbar, rumah sakit regional yang menjadi salah satu rujukan dari para pasien covid-19 direncanakan sebagai rumah sakit khusus ibu dan anak setelah pandemi covid -19 tersebut dinyatakan benar-benar berakhir.
Selain itu, menurut dr Indah, hal tersebut dinilai perlu dikaji lebih lanjut, mengingat rumah sakit regional itu memiliki nilai lebih yang merujuk pada pelayanan infeksi center. Berfokus pada model rumah sakit yang telah didesain bagi pasien penderita infeksi yang sudah dilengkapi peralatan memadai seperti laboratorium dan radiologi.
"Saya berharap pemerintah mendukung dan men-support penuh semua perencanaan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, namun secara teknis kiranya gedung pelayanan infeksi center dapat didukung penuh karena berdasarkan data, terbukti banyak sekali para pasien yang menjangkit infeksi," jelas Indah.
Sehingga rumah sakit regional juga bisa menjadi rumah sakit rujukan yang tidak sama pelayanannya dengan rumah sakit lain. Seperti rumah sakit HIV/Aids, tidak ada di rumah sakit Polewali Mandar, dan hanya ada di rumah sakit regional.
Begitu juga dengan TBC resisten, itu juga tidak dimiliki rumah aakit lainnya. Jadi jika ini dikembangkan, itu akan menjadi ikon dan nilai jual lebih bagi Sulawesi Barat.(farid)
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |