Ahad, 31 Januari 2021 - 15:52 WIB
Artikel.news, Mamuju - Kepala Biro Umum dan Protokol Sulbar Ansar Malle meminta kepada kesatuan pengamanan Kantor Gubernur Sulbar untuk langsung menangkap apabila ada oknum yang ingin mengambil atau menjarah material reruntuhan bangunan.
Artikel.news, Mamuju - Kepala Biro Umum dan Protokol Sulbar Ansar Malle meminta kepada kesatuan pengamanan Kantor Gubernur Sulbar untuk langsung menangkap apabila ada oknum yang ingin mengambil atau menjarah material reruntuhan bangunan.
Pasalnya, 16 hari pasca-gempa bumi yang melanda Kabupaten Mamuju dan Majene, muncul masalah baru setelah dilakukan pembersihan pada reruntuhan bangunan kantor gubernur yang roboh. Banyak pencari besi tua mulai memasuki kawasan kantor gubernur, padahal disitu masih banyak terdapat aset-aset milik Pemprov Sulbar yang belum terdata. Makanya, dikhawatirkan aset-aset ini akan terjarah.
"Kita pantau nakin banyak pencari besi tua yanh memasuki kawasan kantor gubernur. Makanya kita minta agar satuan pengamanan kantor gubernur untuk menangkap langsung di lapangan jika ada yang ingin menjarah barang-barang atau aset kantor gubernur," kata Ansar Malle, Minggu (31/1/2021).
Menurut Ansar, di dalam reruntuhan bangunan kantor gubernùr terdapat banyak barang dan aset dari ruang kerja gubernur, wakil gubernur, sekda, para asisten, dan staf ahli. Juga ada beberapa barang dari ruangan biro yang berada dalam satu gedung pada bangunan yang telah hancur akibat gempa.
"Apa lagi kami telah memasang police line. Artinya itu adalah kawasan dilarang masuk. Oleh sebab itu saya meminta kepada kepala pengamanan untuk bertindak tegas. Tangkap dan laporkan langsung ke pihak ke kepolisian jika masih ada orang tertentu yg ingin menjarah aset-aset yang masih tersisa. Baik itu orang yang mngaku sebagai pegawai PTT, apalagi dari luar yang sengaja datang untuk mengambil kesempatan mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan," pintanya.
Ia mengemukakan, barang-barang yang tertimbun akan didata semua terlebih dahulu sebagai laporan data aset, yang akan ditaksir dalam hitungan yang bisa diselamatkan dan yang tidak layak di pergunakan lagi.
Laporan | : | Faisal |
Editor | : | Ruslan Amrullah |