Rabu, 12 Februari 2025 - 02:45 WIB
Suasana pasar di Bali. (Istimewa)
artikel.news, Bali-- Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, sektor manufaktur perlu didorong agar dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian Bali tumbuh sebesar 5,48% sepanjang tahun 2024. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,02% (YoY).
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh investasi yang menguat sebesar 4,19% (YoY), konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, serta peningkatan sektor pariwisata seiring dengan wisatawan mancanegara sebesar 17,65% (YoY).
"Capaian ini menempatkan Bali pada peringkat kesepuluh dari 38 provinsi di Indonesia, dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% yoy," ujar Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2/2025).
Erwin menyebut bahwa hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh BI mengindikasikan perlambatan ekonomi di Bali pada triwulan IV 2024. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dunia usaha tercatat sebesar 29,56%, turun dari 65,08% pada triwulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh cuaca ekstrem yang mempengaruhi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Selain itu, jumlah wisatawan ke Bali pada periode tersebut juga mengalami penurunan. Data Angkasa Pura menunjukkan jumlah wisatawan domestik menurun dari 1,37 juta menjadi 1,22 juta orang, sedangkan wisatawan mancanegara turun dari 1,98 juta menjadi 1,75 juta orang.
Erwin menyebut bahwa meskipun terjadi perlambatan, prospek ekonomi Bali pada triwulan I 2025 tetap positif. SKDU memprakirakan SBT dunia usaha meningkat menjadi 34,55%, didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian seiring dimulainya musim panen komoditas utama seperti padi.
.
"Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan pada investasi dan aktivitas ekspor," kata Erwin.
Selain itu, sektor perdagangan juga diperkirakan tumbuh dengan adanya momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Nyepi dan Idul Fitri.
Sementara itu, sektor pariwisata masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Bali. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang tetap tinggi di angka 63%, sementara konsumsi listrik meningkat 9,5% (YoY) seiring dengan meningkatnya aktivitas pariwisata.
Erwin menegaskan, meskipun menghadapi tantangan global dan domestik, perekonomian Bali tetap menunjukkan ketahanan yang kuat.
"Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan tetap tumbuh kuat pada Triwulan I 2025 didukung oleh momentum HBKN Imlek, Nyepi, dan Idul Fitri," kata Erwin.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan melalui kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku ekonomi lokal, BI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali.
"Bank Indonesia optimistis bahwa melalui sinergi antar sektor, Bali dapat terus meningkatkan daya tarik ekonominya. Baik di skala nasional maupun global," tandas Erwin.
Laporan | : | Rahma |
Editor | : | Ruslan Amrullah |