Selasa, 25 Juni 2024 - 16:26 WIB
Asmaul Husna (38), pelaku pembunuhan terhadap suaminya Wandra Hafis (kiri). Pondok kebun TKP pembunuhan (kanan).(Istimewa)
Artikel.news, Rejang Lebong - Seorang pria yang berprofesi sebagai marbot masjid di Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, tewas di tangan istri sendiri setelah dibacok secara membabi buta.
Penyebabnya, lantaran sang istri bernama Asmaul Husna (38) tak terima jika suaminya Wandra Hafis (44) menjatuhkan talak cerai.
Semasa hidup, korban yang merupakan marbot atau pengurus masjid setempat kerap bercerita akan ketakutannya dibunuh istri sendiri Asmaul Husna.
Bahkan korban seringkali mengalami kekerasan fisik dari Asmaul Husna. Perilaku pelaku menjadi semakin berubah setelah ditalak cerai oleh korban.
Korban menalak istrinya pada bulan April 2024, karena tak tahan akan sifat sang istri yang ringan tangan dan emosian.
Usai menjatuhkan talak cerai terhadap pelaku, korban sempat khawatir dan ketakutan.
Korban bahkan sempat bercerita dan meminta pertolongan kepada warga dan pemerintah kelurahan setempat.
Bukan tanpa alasan, korban takut dibunuh istrinya sendiri. Karena mulai dari saat itu, sang istri kerap mengancam akan membunuh korban.
Para warga sekitar juga mengetahui bahwa semasa hidup korban ini sering dipukuli oleh pelaku. Korban yang sabar biasanya tak membalas dan hanya menerimanya saja.
Tak hanya itu saja, pelaku juga kerap meresahkan warga lainnya dengan tindakan-tindakan di luar batas seperti membakar pondok hingga memecahkan jendala kaca rumah tetangga.
Tetangga korban, Sairullah mengatakan, korban menjatuhkan talak terhadap pelaku karena tak kuat lagi dengan sifatnya.
Ia dan beberapa warga lainnya sempat menjadi saksi pada saat itu. Bahkan mereka juga merasa keputusan korban saat itu menalak pelaku sudah benar.
Masalah mulai muncul setelah korban menjatuhkan talak cerai terhadap pelaku. Di mana korban sempat mengungkapkan dirinya takut dibunuh oleh sang istri.
"Sempat dia bilang gitu, sesudah korban menalak pelaku dia sempat bilang takut dan meminta bantuan," ucap Sairullah, dilansir dari Tribun Bengkulu, Selasa (25/6/2024).
Ia dan warga setempat berharap agar pihak kepolisian melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku.
Jika memang pelaku menderita gangguan kejiwaan maka ia dan para warga lain berharap pelaku bisa ditangani pada tempat khusus.
Ia dan warga lainnya sudah kapok dan takut dengan perbuatan pelaku ditambah kasusnya saat ini.
"Jika pelaku ini waras maka kita berharap dia bisa dihukum berat sesuai perbuatan, kami sudah resah sekali sama dia itu," harap Sairullah.
Ditambahkan warga lainnya Fitri, sangat terlihat jelas perbedaan dari pasangan itu. Korban memiliki sifat baik dan disenangi masyarakat sekitar selama hidupnya.
Apalagi korban yang merupakan penjaga masjid itu sangat rajin beribadah.
Sedangkan pelaku sebaliknya, dia memiliki sifat emosian dan kerap berbuat onar sehingga meresahkan masyarakat.
"Kami berharap pelaku bisa dihukum tegas, juga agar dia bisa ditempatkan di tempat lain nantinya bukan di sini lagi," ujar Fitri.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |