Ahad, 10 September 2023 - 21:26 WIB
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi di Kota Semarang, Jawa Tengah, Bayu Aji Anwari, diduga melakukan pencabulan terhadap 6 santriwati.(Foto: Polrestabes Semarang)
Artikel.news, Semarang - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi di Kota Semarang, Jawa Tengah, Bayu Aji Anwari, diduga melakukan pencabulan terhadap 6 santriwati.
Bayu melakukan pencabulan di sebuah ruang bawah tanah di ponpes yang dipimpinnya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, tempat kejadian perkara ada di pondok pelaku Lempongsari dan hotel di Banyumanik Semarang.
"Di kamar yang kecil itu, tersangka melakukan perbuatan cabul kepada korban," jelasnya kepada awak media, yang dilansir dari Kompas.com, Ahad (9/9/2023).
Korban yang saat itu kaget, kemudian berteriak namun dihalangi oleh pelaku. Setelah kejadian tersebut, korban berinisial MJ yang masih di bawah umur itu baru diberangkatkan ke Malang, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, sebuah bangunan rumah pelaku yang berada di Lempongsari merupakan tempat yang digunakan untuk transit para santri yang akan disalurkan ke pondok di Malang.
"Jadi TKP itu transit sebelum diberangkatkan ke pondok atau saat libur," kata dia.
Sebelumnya, Ketua RT 03 RW 03 Kelurahan Lempongsari, Alam mengaku kaget setelah mendengar adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Bayu Aji.
"Kaget ada kasus pelecehan seksual," kata dia saat ditemui di rumahnya.
Dia menjelaskan, rumah yang digunakan untuk menginap sejumlah santri itu sudah kosong sejak 2021. Istri Bayu Aji juga sempat berpamitan kepadanya.
"Katanya mau ke rumah orangtuanya. Tapi tak kembali," ujar dia.
Selama tinggal di Lempongsari, Bayu Aji dan istrinya memang jarang berkumpul dengan warga seperti kegiatan kerja bakti dan kegiatan PKK.
"Jarang berangkat kalau ada kegiatan," ungkap Alam.
Selama masih beraktivitas, pondok tersebut berisi santri laki-laki dan perempuan. Selain itu, pondok yang dipimpin oleh Bayu Aji itu juga mengadakan acara rutinan.
"Tapi yang datang dari luar kota semua. Warga sini jarang yang ikut," paparnya.
Dia mengaku pernah masuk ke pondok tersebut. Menurutnya, rumah yang dijadikan pondok itu tidak terlalu lebar.
"Kata warga itu di bawahnya ada gorong-gorong (ruang bawah tanah) yang dikasih kamar-kamar," kata dia.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |