Sabtu, 22 Oktober 2022 - 22:15 WIB
Ilustrasi penyiksaan anak.(Shutterstock)
Artikel.news, Gresik - Nasib pilu dialami oleh seorang gadis berusia 11 tahun di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ia tinggal bersama saudara tirinya, namun bukannya kebahagiaan yang didapatkan malah penyiksaan baik secara fisik maupun mental.
Gadis berinisial EN itu tinggal bersama saudara tirinya ER (25) dan istrinya.
Selama tinggal bersama saudara tiri, EN kerap dijadikan objek kekerasan. Bahkan, membuat tubuh gadis mungil itu penuh dengan bekas luka.
EN kerap mendapat siksaan dari ER dan istrinya dikarenakan masalah sepele. Hal ini membuat warga setempat merasa geram.
Hingga warga dengan didampingi oleh Ketua RT Slamet Budiono dan Ketua RW Samsudiono, akhirnya mendatangi rumah yang di tempati ER dan EN.
"Warga marah mendengar kabar itu. Menyayangkan anak yatim piatu yang mestinya disayang, malah diperlakukan buruk," ujar Slamet Budiono, kepada awak media, dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (22/10/2022).
Tidak hanya kekerasan fisik, EN juga kerap dipaksa oleh ER dan istrinya bekerja menjaga pom bensin mini, serta menjadi tukang tambal ban.
Bahkan, eksploitasi kerap didapat EN dari ER dan istrinya, karena setiap hari sepulang sekolah harus bekerja supaya terhindar dari siksaan dari kakak tiri beserta istrinya tersebut.
"Setiap hari korban berangkat sekolah pagi-pagi dari rumah tanpa sarapan, biasanya disediakan sarapan dari orangtua temannya di sekolah," kata Slamet.
Bahkan sepengetahuan warga, EN kerap tidak mendapat makan siang dari ER dan istrinya, dengan bocah malang ini harus bekerja dulu menjaga pom bensin mini dan tambal ban hingga larut malam.
EN baru diberi saat dini hari, ketika ia selesai bekerja.
"Harus bekerja dulu sampai jam 10 malam (22.00 WIB). Kadang makan siangnya itu diganti pada jam 1 malam (01.00 WIB dinihari)," ucap Slamet.
Warga juga menduga, sumbangan dan bantuan yang selama ini diberikan oleh para donatur kepada EN, tidak berikan oleh ER dan istrinya. Malah uang itu justru dinikmati sendiri oleh ER dan juga istrinya.
"Kasihan. Masih kecil, cita-citanya saja belum terlaksana, tapi sudah mengalami kehidupan yang buruk akibat salah pengasuh (saudara tiri)," tutur Samsudiono.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |