Rabu, 19 Oktober 2022 - 20:27 WIB
Ilustrasi korban pencabulan.(Istimewa)
Artikel.news, Singkawang - Seorang santriwati berusia 14 tahun yang selama ini dititipkan orangtuanya di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi korban pencabulan seorang pria yang tinggal di dekat ponpes.
Saat mengetahui kejadian asusila yang menimpa putri mereka, orangtua korban pun langsung mendatangi pihak pengelola yayasan ponpes untuk meminta penjelasan. Tapi, pihak ponpes malah terkesan lepas tangan dan tidak bertanggungjawab terhadap kejadian yang menimpa salah seorang santriwatinya.
Alasannya, tindak asusila pencabulan tersebut terjadi di luar lingkungan ponpes tempat putrinya menimba ilmu agama.
Makanya, orangtua korban pun kesal dan langsung melaporkan ke polisi.
Ayah korban berinisial DD mengaku benar-benar kesal dan kecewa lantaran anak gadisnya yang dititipkan di ponpes menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh seorang pria berinisial MT (24), yang tinggal dekat di lingkungan pondok.
DD mengemukakan jika dirinya pertama kali mengetahui hal itu pada Rabu 28 September 2022 lalu dari sang istri yang telah diberitahu lebih dulu oleh guru di sekolah anaknya.
"Saya dengan istri saya ngomong soal kejadian itu, saya langsung syok, saya cuma bisa diam, lemas langsung terbaring," kata DD kepada wartawan, dilansir dari TribunPontianak.com, Rabu (19/10/2022).
Dari informasi sang guru yang disampaikan ke istrinya, anak perempuannya dikabarkan menjalin hubungan asmara dengan MT, hingga terjadi pencabulan tersebut. Bahkan pencabulan sudah dilakukan dua kali.
Dengan emosi yang meluap-luap, DD bersama istrinya kemudian mendatangi kediaman MT untuk melihat siapa pelaku yang tega menyetubuhi anaknya.
Saat bertemu, DD mengaku tak kuasa menahan amarah ketika mengetahui MT ternyata seorang pria dewasa yang seharusnya bisa berfikir bahwa perbuatan tersebut salah.
"Saya lihat mukanya, saya sakit hati, saya pikir awalnya dia seusia anak saya, ternyata dia orang dewasa, saya langsung emosi, saya tampar dia," ujarnya.
Ia kemudian mendatangi anaknya yang tinggal di asrama dan meninggalkan MT.
"Saya sempat marah ke anak saya, kok bisa mempermalukan ayah sama bunda," katanya.
Namun, kekesalan DD tidak berhenti sampai disitu. Saat bertemu dengan pengurus yayasan ponsel, ia mendapatkan jawaban yang begitu menyakiti hatinya.
Pihak ponpes, kata DD, seolah lepas tangan dan tidak bertanggungjawab atas pengawasan anaknya yang tinggal di panti.
"Dengar jawabannya, tambah sakit hati saya, dia bilang, itu di luar urusan kami dan itu di luar jam pondok," terang DD menirukan jawaban dari seorang pengurus panti.
Mendapat jawaban tersebut, ia langsung mendatangi Polres Singkawang untuk melaporkan pencabulan yang dialami anaknya tersebut.
Polisi Terima Laporan
Kapolres Singkawang melalui Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Siagian menerangkan pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku pencabulan tersebut.
"Benar, sudah dilaporkan orang tuanya, sudah ditangani unit PPA. Untuk sementara kami masih melakukan pencarian (terhadap pelaku)," pungkasnya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |