Kamis, 08 September 2022 - 15:26 WIB
Gudang penyimpanan Mako Ditpolairud Polda Sultra yang meledek.(Istimewa).
Artikel.news, Kendari -- Ledakan hebat terjadi di gudang penyimpanan barang sitaan bahan peledak (Handak), di Markas Komando (Mako) Direktorat Pol Airud (Dit Polairud) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menurut informasi, ledakan cukup besar itu terjadi pada Kamis dini hari (8/9/2022). Kuat dugaan ledakan itu berasal dari 30 jerigen berisi amonium nitrat yang tersimpan di gudang bahan peledak.
Direktur Polairud Polda Sultra Kombes Suryo Aji mengatakan ledakan itu dipicu adanya puluhan jerigen berisi bahan amonium yang biasa digunakan nelayan untuk membuat bom ikan.
"Benar, Ini adalah ledakan dari barang bukti kasus bom ikan. Dalam jerigen berisi amonium nitrat," kata Suryo dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).
Dia menjelaskan, bahwa bahan yang meledak itu merupakan barang bukti kasus pidana yang telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kendari karena telah memasuki tahap II.
"Ledakannya itu terjadi sekira pukul 04.15 WITA, dan statusnya ini barang bukti sudah kita limpahkan ke kejaksaan tahap II. Oleh karena mereka (kejaksaan) tidak punya gudang untuk penyimpanan, itu mereka titipkan ke kita," katanya.
Suryo menyebut, bahwa barang bukti amonium nitrat tersebut seharusnya dititipkan ke Rumah Penyimpanan dan Barang Sitaan Negara (Rupbasan) Kendari karena telah masuk tahap II. Hanya saja pihak Rupbasan Kendari menolak untuk menerima barang bukti tersebut untuk diamankan.
"Pihak kejaksaan tidak mau menyimpan, dikembalikan lagi ke kita dan dititipkan ke kita ke Polairud. Apalagi Rupbasan tidak mau menerima titipan barang-barang seperti ini. Ketika mereka tidak mau menerima atau menyimpan barang-barang ini, kami buatlah gudang khusus barang bukti bahan peledak yang biasa digunakan oleh nelayan," jelas Suryo.
Mengenai penyebab meledaknya puluhan jerigen berisi amonium nitrat yang merupakan bahan membuat bom ikan, Suryo mengatakan belum mengetahui dan pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Tim Inafis Polda Sultra.
"Barang bukti yang baru kita data ini ada sekitar 30 jerigen, yang lain-lainnya personel masih mencoba hitung sambil bersama-sama Inafis sekaligus untuk bisa menyimpulkan apa penyebabnya. Saya nggak berani menduga-duga, mengira-ngira, biar dari Inafis yang punya kewenangan, tunggu saja nanti hasilnya dari tim inafis" terang Kombes Suryo.
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Ruslan Amrullah |