Kamis, 01 September 2022 - 17:57 WIB
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.(foto: Pojoksatu.com)
Artikel.news, Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengomentari isu perjudian di balik kasus Ferdy Sambo.
Dilansir dari TribunWow.com, Kamis (1/9/2022), Sugeng Teguh Santoso juga membeberkan omzet judi online dan bayaran bagi oknum polisi yang menjadi bekingannya.
Selain itu, melihat dari cirinya, Teguh Santoso juga menilai diagram viral Konsorsium 303 Kaisar bukanlah kabar burung semata alias hoaks..
Sebagai informasi, bagan Konsorsium 303 Kaisar Sambo memperlihatkan kesinambungan antara Ferdy Sambo dengan berbagai pihak.
Selain mengarah pada sejumlah internal Polri, bagan tersebut juga menghubungkan sang mantan Kadiv Propam dengan sejumlah pengusaha yang diduga merupakan mafia judi online.
Terkait hal ini, Sugeng menekankan bahayanya judi online yang jauh lebih gawat dibanding judi konvensional.
Mencatut informasi dari PPATK, Sugeng menyebut omzet judi online ini bisa mencapai ratusan juta triliun rupiah per tahun.
"Dari PPATK kemarin mengatakan omzetnya ratusan triliun satu tahun," terang Sugeng dikutip program AIMAN di kanal YouTube KOMPASTV.
Bagi aparat yang memberikan perlindungan hukum, Sugeng memperkirakan ada bagian 30 persen dari total omzet.
"Kalau perlindungan enggak mungkin komisi cuma 10 persen, menurut saya minimal 30 persen," ujarnya.
Ditanya sumber hitungan tersebut, Sugeng membandingkan dengan biaya jasanya sebagai advokat.
Untuk menangani suatu kasus, biasanya advokat akan mematok jasa dari 30-40 persen.
"Saya kan advokat, advokat itu kalau menangani suatu case yang kemudian bentuknya tidak ada jasa hukumnya, kita kemudian success fee-nya bisa sampai 40 persen," terang Sugeng.
"Karena kita melindungi kepentingan hukumnya dengan biaya dan effort dari kita sepenuhnya," sambungnya.
Setelah isu terkait keterlibatan Satgas khusus di tubuh Polri dengan mafia judi online itu mencuat, muncullah bagan Konsorsium 303 Kaisar Sambo.
Sugeng menyatakan keyakinannya bahwa diagram tersebut bukan hoaks atau kabar bohong.
Ia menduga diagram tersebut dibuat oleh internal Polri karena mengenali adanya beberapa ciri khas laporan penyelidikan polisi.
"Nah, tidak berapa lama muncullah skema (Konsorsium 303 Kaisar Sambo). Itu tidak hoaks menurut saya. Skema itu mirip skema yang digunakan polisi untuk paparan kasus. Saya yakin ini internal," jelas Sugeng.
"Yang kedua, konten yang dibuat itu dilakukan oleh aparat yang punya kewenangan penyelidikan. Karena kan ada alur, nomor-nomor telepon, ada orang yang disebut, lengkap dengan fotonya," sambungnya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |