Rabu, 24 Agustus 2022 - 16:59 WIB
Sepasang kekasih yang merupakan duda dan janda harus mendekam di penjara lantaran menggelapkan sepeda motor warga Blitar, Jawa Timur.(foto: Surya Tribun)
Artikel.news, Blitar - Sepasang kekasih yang merupakan duda dan janda harus mendekam di penjara lantaran menggelapkan sepeda motor warga Blitar, Jawa Timur.
Arif (22) dan Fitri (22) kini menjadi tahanan Polres Blitar setelah menjadi buronan selama empat bulan di empat daerah, bahkan sampai ke Kalimantan Timur (Kaltim). Keduanya menjadi buruan tim buser Polres Blitar gara-gara menggelapkan sepeda motor.
Arif yang berstatus duda berkenalan dengan Fitri yang sudah menjadi janda beranak satu, lewat situs pertemanan Facebook (FB) beberapa bulan sebelumnya. Merasa cocok, Fitri yang merupakan warga Dusun Gading, Desa/Kecamatan Selopuro, sepakat menerima Arif, asal Dusun Banaran, Desa/Kecamaran Doko.
Masalahnya, cinta mereka begitu buta sampai akhirnya baru sadar kalau hubungan itu butuh modal. Dan Arif menggelapkan sepeda motor Honda CBR milik tetangga Fitri, sebagai modal berangkat ke Penajam Paser Utara, Kaltim pada 20 Mei 2022 lalu.
"Keduanya kabur ke empat kota selama empat bulan, setelah itu keberadaannya terendus. Keduanya digerebek di sebuah tempat kos di Kota Kediri, Senin (22/8/2022) malam," kata Kapolres Blitar, AKBP Aditya Panji Anom, dilansir dari Surya Tribun, Rabu (24/8/2022).
"Untuk menangkap mereka juga tidak mudah, petugas harus bekerja keras. Sebab mereka berpindah-pindah tempat usai melakukan penipuan dan penggelapan," tambahnya.
Selain menangkap Arif dan Fitri, petugas juga mengamankan Nr (27), warga Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar yang diduga menjadi penadah motor Honda CBR. Padahal motor itu adalah milik Bambang (25), warga Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, yang menjadi korban penipuan Arif dan Fitri.
Sepeda motor yang semestinya bernilai di atas Rp15 juta itu dibeli oleh Nr dengan harga Rp6 juta karena tanpa dilengkapi surat resmi atas kepemilikan kendaraan, "Itu rangkaian dari kejahatan keduanya. Ia terungkap karena pengakuan sejoli itu," ungkapnya.
Dijelaskan pula, penipuan itu berlangsung pada 19 Mei 2022 lalu. Bermula saat korban Bambang berkunjung ke rumah temannya, di dekat rumah Fitri. Di sana, Bambang bertemu dengan Fitri yang sedang bersama Arif, kekasihnya.
Bambang dan Fitri yang memang sudah saling kenal, bertegur sapa seperlunya. "Ketemunya tidak sengaja, lalu ia (Fitri) meminjam sepeda motornya korban. Alasannya ia akan buat mengambil bajunya," paparnya.
Karena sudah kenal, korban tidak curiga dan meminjamkan sepeda motornya. Korban menunggu di rumah temannya, yang dekat dengan rumah Fitri. Ternyata motor milik korban yang dipakai Arif membonceng Fitri, dibawa ke Kota Blitar untuk menemui Nr.
Entah bagaimana awalnya, keduanya berencana kabur dan terlebih dahulu menjual motor pinjamannya itu kepada Nr. "Dan uang Rp 6 juta hasil penjualan sepeda motor itu dipakai kabur. Malam itu, mereka membeli tiket pesawat di Kecamatan Kesamben, dan besok siangnya berangkat ke Surabaya lalu kabur ke Penajam," urai Aditya.
Rencana kabur ke Penajam itu juga bukan ide Fitri karena ia mengaku tidak pernah pergi ke sana. Diduga itu gagasan Arif karena ia pernah bekerja sebagai kuli bangunan di kabupaten yang sedang dibangun ibu kota negara tersebut.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara itu, Arif bertahan hidup dengan kembali jadi kuli bangunan, seperti yang pernah ia lakukan saat merantau dulu. Dan baru tiga minggu di perantauan, mereka mendapat kabar bahwa petugas buser Polres Blitar sudah mencium keberadaannya.
Kedua kekasih yang sudah mulai menata hidup itu mendadak panik. "Akhirnya, mereka meninggalkan Kota Penajam dengan ongkos dari bekerja seadanya itu. Entah apa pertimbangannya, mereka kabur ke Surabaya, tepatnya di Kecamatan Kenjeran," papar Aditya.
Mereka kembali hidup berdua dengan menyewa kamar kos. Arif bekerka serabutan untuk bertahan hidup dengan kekasihnya. Namun lagi-lagi di saat belum habis kosnya sebulan, mereka kabur lagi karena ada informasi bahwa keberadaannya sudah diendus petugas. "Kami punya cara sendiri, untuk melacaknya, dan memang sudah dicari petugas," papar kapolres.
Di saat sedang diburu petugas, mereka sudah kabur lagi. Sepertinya mereka kali ini kebingungan mencari tempat tinggal, hingga akhirnya nekat ke Blitar. Informasinya, mereka ngekos di Kota Blitar atau belakang sekolah SMA Negeri 1.
Rupanya ngekos di tempat itu, mereka tidak tenang karena sewaktu-waktu mudah tertangkap. Sebab rumah kos mereka terlalu dekat Polres Blitar sehingga setiap ketemu orang yang dicurigai sebagai petugas, mereka selalu waswas.
Akhirnya setelah bertahan selama tiga minggu, mereka kabur lagi dan ngekos di Kota Kediri. Kali ini mereka langsung dipergoki polisi, dan penderitaan mereka setelah empat bulan mempertahankan cinta di jalanan, berakhir sudah. "Mereka kami tangkap di Kota Kediri. Bahkan saat didatangi petugas, keduanya sedang berada di dalam rumah kosnya," terangnya.
Saat diperiksa, mereka mengakui hidup dalam ketakutan selama empat bulan kabur itu, karena harus berpindah-pindah tempat. Kepada petugas, Fitri mengaku menyesal karena semua itu bukan atas rencananya sendiri.
Namun itu tak luput dari peran pacarnya, Arif yang sangat mencintainya dan mengajak hidup berdua. "Katanya sebagai anak tertua dari dua saudara, Arif mengaku malu pada orangtuanya karena tak bisa memberikan contoh terbaik pada kedua adiknya," pungkasnya.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |