Sabtu, 23 Juli 2022 - 22:07 WIB
Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar, Yeni Rahman
Artikel.news, Makassar - Anggota Komisi D DPRD Makassar Yeni Rahman menilai perencanaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar tidak matang, sehingga menyebabkan ketersediaan obat di Kota Makassar menipis.
Seharusnya, kata Yeni, perencanaan soal obat sudah dilakukan pada tahun sebelumnya. Bukan baru dipikirkan pada saat ini.
“Kalau tahun sekarang bagaimana kita eksekusi, orang sakit tidak menunggu obat, masa jangan dulu sakit kalau belum ada obat,” ujar Yeni, dilansir dari Makassarterkini.id, Sabtu (23/7/2022).
Ia pun meminta Dinkes Makassar untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. Pasalnya, kata dia, hingga bulan Juli ketersediaan obat masih minim.
Salah satu pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Makassar, IK mengeluhkan obat yang dibutuhkan tak tersedia. Ia mengatakan waktu berobat pakai BPJS dan diberi resep obat namun obatnya tak tersedia. Ia pun harus merogoh kocek untuk membeli obat di luar.
“Pas saya bawa ke apoteknya di lantai satu, kata rumah sakitnya tidak ada, jadi disuruh beli di luar. Ada yang dikasi satu obat, Paracetamol, yang duanya tidak. Harganya itu ratusan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Makassar Adi Novissa menuturkan hal itu terjadi lantaran ada perubahan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen pada bulan April.
Hal itu, kata dia, menyebabkan adanya perubahan anggaran belanja obat. Selain itu, Adi mengatakan pada beberapa penyedia obat yang ada di e katalog tidak mampu menyediakan pesanan obat karena kehabisan bahan baku. Sehingga harus mencari penyedia lain.
“Namun alhamdulillah, dengan koordonasi ke SKPD terkait, masalah tersebut sudah bisa diselesaikan, dan obat-obatan sedang dalam proses pengiriman,” ujarnya.
Menurutnya, secara bertahap obat-obat yang dibutuhkan sudah mulai sampai di Gudang Farmasi Kota Makassar. Selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh puskesmas.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |