Sabtu, 23 Juli 2022 - 20:30 WIB
Ilustrasi pencabulan.(foto: Telisik.id)
Artikel.news, Tuban -- Belum reda kehebohan peristiwa pencabulan yang dilakukan Moch Subchi Azal Tsani atau MSAT (42) alias Mas Bechi, seorang anak kiai terpandang di Jombang, kini muncul kembali kejadian serupa.
Kali ini, terjadi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seorang santriwati disebut telah disetubuhi anak kiai pengasuh sebuah pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kecamatan Plumpang.
Bahkan, santriwati itu hamil dan telah melahirkan anak. Kejadian pencabulan tersebut dilakukan pelaku di lingkungan pondok pesantren.
Adapun terduga pelaku berinisial AH (21). Sedangkan korbannya adalah santriwati berinisial M (14) warga setempat.
Korban kini harus menanggung malu atas ulah bejat pelaku, karena melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.
Bayi tak berdosa seberat 2,90 Kilogram tersebut dilahirkan di puskesmas setempat, Selasa (19/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
Seorang tokoh masyarakat setempat, Nanang Susanto, membenarkan kejadian yang dialami M.
Kejadian yang menimpa gadis di bawah umur itu memang mirip dengan kasus pencabulan oleh anak kiai di Jombang.
Hanya saja untuk kedua orang tua korban tidak berani melaporkan kejadian yang menimpa anaknya, karena takut.
Pelaku pencabulan tersebut merupakan anak dari tokoh agama atau kiai pemilik pondok pesantren."
"Orang tua korban tidak berani lapor polisi, karena pelaku anaknya kiai yang sangat dihormati," kata Nanang, dilansir dari Suryamalang.com, Sabtu (23/7/2022).
Ia menjelaskan, petugas dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tuban, dan petugas kecamatan juga sudah berkunjung melihat kondisi korban dan bersedia mendampingi.
Namun pihak orang tua korban kondisinya masih trauma dan syok melihat anaknya yang telah menjadi korban persetubuhan, hingga melahirkan bayi tersebut.
Korban merupakan santriwati yang setiap hari mengaji di lembaga pendidikan keagamaan atau pondok pesantren, milik orang tua dari AH yang juga sebagai guru ngaji.
Sekitar setahun lalu korban bersama para santri lainnya, hampir setiap hari diharuskan bermalam di pondok pesantren tersebut.
Santri diharuskan bermalam dan tidur di bangunan semacam aula, yang santri perempuan tidur di lantai atas dan yang santri laki-laki tidurnya di bawah.
"Aksi pencabulan diduga dilakukan pada saat korban bermalam tidur di ponpes, teman korban sesama santri juga seringkali melihat anak kiai tersebut mencabuli korban di malam hari," jelas Nanang.
Sementara itu seorang tetangga korban, Saji, menyatakan kasus pencabulan oleh putra kiai di kampungnya itu sudah ramai dan banyak orang yang tahu.
Warga seolah enggan berkomentar atau protes, karena pelaku merupakan anak kiai atau tokoh agama di desanya.
"Kedua orang tua baik dari pelaku maupun korban tentu malu, anaknya kiai kok gitu," ungkapnya.
Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan atas informasi dugaan pencabulan santriwatitersebut.
Tim dari unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Satreskrim Polres Tuban sudah menuju lokasi untuk melakukan penyelidikan.
"Tim sudah menuju lokasi, saat ini sedang ditindaklanjuti oleh penyidik," ucap Kasatreskrim Polres Tuban, AKP M Gananta kepada Surya Malang.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |