Jumat, 22 April 2022 - 21:29 WIB
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji
Artikel.news, Makassar -- Pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan ibadah haji tertunda selama dua tahun. Tahun 2022 ini, calon jamaah hari Indonesia baru dapat 'lampu hijau' untuk berangkat ke tanah suci.
Di Indonesia, terdapat dua kategori daftar haji yaitu haji reguler dan haji khusus. Dimana haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah secara langsung melalui Kementerian Agama. Sedangkan haji khusus, ada dua jalur. Jalur plus dan furoda.
Haji plus diselenggarakan oleh perusahaan tour and travel swasta atau Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Dengan masa tunggu kurang lebih tujuh tahun.
Untuk jalur haji furoda (non kuota) merupakan visa undangan (Mujamalah) yang diterbitkan oleh Kedutaan Arab Saudi langsung ke travel haji umroh di Indonesia.
Agen atau Pengurus Tour and Travel Patih Indo Permai, ustadz M Rasyid Ridho menjelaskan, Haji Furoda yakni satu-satunya program Haji non kuota yang sah dan terdaftar dalam kuota calon jamaah Haji oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Berbeda seperti para jamaah Haji Reguler dan Haji Plus yang memakai Visa Haji sebagai akses masuk ke tanah suci, para jamaah Haji Furoda memakai Visa khusus yang dinamakan Visa Furoda.
"Jadi kalau kita swasta ini hanya ada haji furoda, dimana kaitan dengan pemerintah hanya sebagai pengawas. Haji Furoda tak mengambil jatah kuota Haji pemerintah RI, karenanya calon jamaah tidak perlu antri seperti para calon jamaah yang mendaftar Haji Reguler dan Haji Plus (kuota Haji RI)," jelas Ustadz Rasyid, dilansir dari Bangkapos.com, Jumat (22/4/2022).
Ustadz Rasyid menuturkan, biaya untuk haji furoda ini pun berkisar antara 17.000 dolar AS sampai dengan 20.000 dolar AS atau sekitar Rp250 juta, tergantung pemilihan paket Ekonomi atau VVIP.
"Untuk pemberangkatan haji furoda ini biasnaya 10 hari sebelum wukuf di Arofah. Namun untuk pelunasan harus di awal bulan syawal atau sekitar akhir April, karena ini Haji non kuota. Akan tetapi tetap dalam pengawasan kementrian agama RI," ungkapnya.
Diakuinya, banyak masyarakat yang saat ini belum paham dengan haji furoda, dimana haji furoda ini banyak dilirik para calon jemaah seperti gubernur, bupati, wali kota, dan lainnya.
"Rata-rata memang banyak yang belum paham haji FURODA karena kurang tersosialisasi, dan jemaah yg betul-betul cukup uang dan ada niat yang kuat utk haji furoda. Dulu yang ambil bagian Haji FURODA ini para Bupati walikota gubernur karena kesibukannya, maka mereka ambil haji furoda ini karena haji ini datangnya /berangkatnya belakangan kemudian Pulangnya duluan," jelas Ustadz Rasyid.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |