Kamis, 27 Januari 2022 - 18:47 WIB
Ilustrasi santriwati
Artikel.news Banyumas - Dua santriwati di Banyumas, Jawa tengah, sempat membuah heboh karena mengaku telah diperkosa di belakang pondok pesantren (ponpes) tempat mereka belajar.
Malah sebelum diperkosa, mereka mengaku diculik terlebih dahulu. Setelah diculik dan diperkosa, dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Banyumas pada Jumat (21/1/2022).
Kedua santriwati itu adalah H (14) dan R (14). Keduanya mulai mondok sejak 1 Juli 2021.
Dilansir dari Tribunpekanbaru.com, Kamis (27/1/2022), santri H dan R mengaku menjadi korban penculikan saat sedang membeli jajan di belakang ponpes yang berada di kecamatan Kebasen.
Karena sudah tersiar cukup luas di masyarakat banyak sekali informasi simpang siur yang mengatakan keduanya juga dirudapaksa.
Oleh karena, itu orangtua dari santriwati melaporkan ke Polsek Wangon.
"Kedua orang tua korban sempat mengadukan ke Polsek Wangon mengenai kasus penculikan tersebut. Untuk mendalami pengakuan dari kedua santriwati tersebut, Kanit Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPA) melaksanakan konseling kepada kedua santriwati," ujar Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu didampingi Kasat Reskrim Kompol Berry, dilansir dari Tribunpekanbaru.com, Kamis (27/1)
Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Banyumas, Ipda Metri Zul Utami, memperjelas bahwa ternyata kedua santriwati mengarang cerita bohong. Mereka akhirnya mengakui hanya kabur karena tak betah di pesantren.
"Dapat dipastikan, kabar penculikan dan rudapaksa dua orang santriwati merupakan perkataan bohong," ujar Metri.
Mereka akhirnya mengakui hanya kabur karena tak betah di pesantren.
Motif cerita bohong itu, karena keduanya tidak betah berada di ponpes. Padahal, keduanya telah mulai mondok sejak 1 Juli 2021 silam.
Keduanya berhasil kabur melalui pintu belakang ponpes pada Kamis (20/1/2022).
"Sudah dapat dipastikan bahwa mereka hanya mengarang cerita, motifnya tidak betah di ponpes," katanya.
Polres Banyumas menyerahkan permasalahan kedua santriwati kepada pihak keluarga, menimbang mereka masih di bawah umur.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |