Kamis, 11 November 2021 - 18:15 WIB
Wali Kota Makassar Danny Pomanto
Artikel.news, Makassar -- Ada puluhan sekolah di Kota Makassar terancam karena lahannya digugat oleh mafia tanah.
"Ini membuat kita pusing, ada puluhan sekolah sekarang yang digugat sama mafia tanah dan orangnya itu-itu juga," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, dilansir dari Republika.co.id, Kamis (11/11/2021).
Menurut Danny Pomanto, saat dirinya menjabat wali kota di periode pertama, nyaris tidak ada gugatan selama lima tahun. Apalagi saat itu dia membentuk tim pemburu aset dengan melibatkan banyak unsur di dalamnya.
Namun, setelah masa jabatannya berakhir pada 2019, banyak aset kembali digugat mafia-mafia tanah. Terlebih saat pemerintahan dijabat oleh penjabat sementara.
"Saya heran, waktu kita giat-giatnya itu pada 2018 memburu dan mendata aset kita, nyaris tidak ada gugatan yang masuk. Begitu saya selesai jadi wali kota, langsung puluhan gugatan masuk. Ini ada apa," katanya.
Leluasanya para mafia tanah mengklaim dan menggugat sejumlah aset milik pemerintah kota, bisa saja disebabkan adanya oknum yang berkomplot dengan para mafia tersebut.
"Saya tetap yakin ada yang membantu mereka. Belum bisa saya buktikan, tapi yang pasti reformasi birokrasi dan perombakan pejabat struktural akan saya lakukan supaya tidak ada lagi ini dukungannya para mafia tanah itu," ungkap Danny.
Danny pun berjanji tidak akan membiarkan aset negara ini dirampas oleh mafia tanah. Dia akan mempertahankan dan mengusut aset yang diduduki fasilitas pendidikan tersebut.
"Saya akan kejar aset-aset ini semua, dan saya ingin meraih yang terbaik seperti di masa pertama saya jadi Wali kota," ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Makassar, Amelia Malik, mengatakan, ada tiga aset yang diserobot. Salah satunya berupa lahan SD Mallengkeri.
"Saya sudah kontak kabid aset. Coba dikoordinasikan dengan bagian hukum dan pertanahan karena ini sudah lama laporannya, kita sudah lama ajukan beberapa sekolah yang alas haknya belum jelas," katanya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |