Kamis, 07 Oktober 2021 - 17:41 WIB
Museum Vagina cuma ada satu di dunia yaitu di Kota London, Inggris. Sayangnya museum ini terpaksa tutup dan tak lagi buka.
Artikel.news, London - Museum Vagina cuma ada satu di dunia yaitu di Kota London, Inggris. Sayangnya museum ini terpaksa tutup dan tak lagi buka.
Museum ini diresmikan pertama kali pada 2017 oleh sang pendiri, Florence Schecter. Museum Vagina dibangun untuk mengungkap hal-hal tabu terkait organ intim perempuan.
Dilansir dari Detik.com, Kamis (7/10/2021), yang mengutip Daily Star, museum tersebut ditutup karena pengelola gedung menolak pengajuan perpanjangan sewa museum. Bahkan pamerannya hanya digelar secara online.
Masa sewa museum ini pun telah berakhir sejak 24 September lalu. Selama beroperasi, Museum Vagina mendapatkan pujian dari berbagai pihak termasuk mendapat dukungan dari bintang-bintang seperti Gillian Anderson.
Bahkan, Pameran Muff Busters, Vagina Myths and How To Fight Them yang digelar pada 2019 silam telah dikunjungi 110 ribu orang.
Museum Vagina ini menampilkan koleksi ilustrasi dan juga digital. Salah satunya proyek seni virtual dari seniman Austria, Kerstin Rajnar. Proyek dari Kerstin itu akan menjadi karya pertama dari museum ini yang didedikasikan untuk vagina dan vulva.
Direktur Museum Vagina Florence Schechter mengangkat seputar mitos-mitos tentang vagina dan bagaimana cara melawannya dalam karya seninya. Dia ingin mengedukasi seputar kesalahpahaman mengenai anatomi sistem reproduksi wanita, termasuk kebersihannya, bentuknya, seputar menstruasi, seks dan kontrasepsi.
Edukasi seputar sistem reproduksi wanita ini perlu dilakukan karena jika mengutip survei yang dilakukan YouGov pada Maret 2019, masih banyak orang tidak memahami mengenai hal tersebut.
Dari survei itu diketahui 58 persen responden tidak tahu letak dan fungsi vagina, 47 persen tidak mengetahui apa itu labia dan 58 persen responden tidak paham apa itu uretra.
Selain Museum Vagina di Inggris, ada pula museum yang memiliki koleksi spesimen alat kelamin terbanyak di dunia yakni Museum Penis yang berada di Islandia.
Museum ini menampilkan lebih dari 250 koleksi alat kelamin pria. Mulai dari ukuran paling kecil yakni hamster hingga ukuran terbesar milik paus sperma.
Menurut Sigurdur Hjartarson sebagai pengelola museum, ayahnya mengoleksi 13 spesimen, 9 dari binatang mamalia darat dan empat dari paus.
Selama satu dekade setelah itu, koleksinya naik menjadi 34 spesimen binatang mamalia dan darat. Lalu koleksi bertambah setelah mendapat spesimen penis manusia milik donor berusia 96 tahun.
Menurut data pengunjung Museum, sebagian besar turis asing maupun lokal yang datang 60 persennya adalah perempuan.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |