Jumat, 20 Agustus 2021 - 20:19 WIB
Perdana Menteri Malaysia yang baru, Ismail Sabri Yakoob
Artikel.news, Kuala Lumpur – Istana Negara Malaysia telah mengumumkan Ismail Sabri Yakoob sebagai perdana menteri yang baru setelah Raja Sultan Abdullah bertemu dengan raja-raja Melayu di Kuala Lumpur, Jumat (20/8/2021).
Dilansir dari Viva.co.id, pengumuman itu disampaikan juru bicara Istana Negara Ahmad Fadil Shamsuddin usai pertemuan.
Raja-raja Melayu tersebut berasal dari sembilan negara bagian, yakni Kesultanan Kedah, Kesultanan Pahang, Kesultanan Perak, Kesultanan Johor, Kesultanan Terengganu, Kesultanan Kelantan, Kesultanan Selangor, Kesultanan Negeri Sembilan dan Kesultanan Perlis.
Raja telah menerima surat akuan bersumpah bahwa sebanyak 114 anggota parlemen telah mencalonkan Ismail Sabri Yaakob, anggota parlemen Bera, sebagai perdana menteri Malaysia kesembilan.
Ismail Sabri mengganti perdana menteri sebelumnya Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri setelah terjadi kekacauan politik selama berbulan-bulan di Malaysia. Ini mengakibatkan hilangnya dukungan mayoritas dari barisan koalisi kepada Muhyiddin Yassin.
Terpilihnya Ismail Sabri yang merupakan Wakil Presiden UMNO menggantikan Presiden Partai Bersatu Muhyiddin Yassin memberi tanda kembalinya UMNO ke tampuk kekuasaan politik Malaysia.
Pengangkatan Ismail sebagai Wakil Perdana Menteri, merangkap Menteri Senior Pertahanan Malaysia, beberapa waktu lalu semula dimaksudkan untuk menguatkan posisi Muhyiddin menghadapi UMNO. Namun, pengangkatan itu malah membawanya ke puncak kekuasaan setelah Muhyiddin mengundurkan diri.
Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi selama ini mengkritik keras kabinet Muhyiddin Yassin sebagai pemerintahan yang gagal karena meningkatnya kasus Covis-19, namun ternyata dia mendukung Ismail Sabri yang merupakan bagian dari pemerintah lama.
Partai orang Melayu ini kembali ke tampuk kekuasaan setelah tiga tahun lalu kalah dalam pemilu melawan koalisi Pakatan Harapan (PKR, Partai Amanah, DAP dan Partai Bersatu sebelum keluar) karena banyaknya tuduhan korupsi, terutama skandal miliaran dolar di dana investasi Malaysia Development Berhad (1MDB).
Sementara itu, terpilihnya Ismail Sabri sebagai perdana menteri ternyata tidak mendapat persetujuan dari semua rakyat Malaysia.
Sebuah petisi online penolakan digalang melalui Change.org yang hingga Kamis malam (19/8/2021) sudah memperoleh 302.819 dukungan.
Penggagas petisi tersebut, Kyle Mohd, mengatakan, Ismail Sabri dianggap ikut bersalah dalam penanganan pandemi Covid-19 yang buruk sehingga menyebabkan infeksi skala besar.
"Banyak komentar tidak pantas membuktikan bahwa dia hanya pembohong dan pelawak politik," kata penulis petisi tersebut.
Petisi tersebut juga membeberkan sejarah Ismail Sabri yang dinilai pro Melayu.
Pada 2015, Ismail Sabri memicu badai protes atas unggahannya di Facebook yang mendesak konsumen Melayu untuk memboikot bisnis China yang memonopoli dan mengambil untung yang mendiskriminasi pengusaha non-China.
Orang Melayu, kata Ismail, perlu menggunakan kekuatan konsumen untuk mencegah "pencurian keuntungan" oleh etnis China Malaysia yang menguasai lebih dari 90 persen ekonomi Malaysia.
"Saya pikir reaksi orang Melayu atau China yang berpikiran lurus yang percaya pada persatuan Malaysia akan menilai menjijikkan. Dan saya pikir, atau setidaknya berharap, bahwa para pemilih China akan mengingat apa yang dia katakan tentang pemungutan suara," tulis petisi ini.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |