Sabtu, 24 Juli 2021 - 19:03 WIB
Pemkot Makassar Tegur Pihak yang Membangun di Atas Tanah Fasum di Panakukang
Artikel.news, Makassar - Pemerintah Kota Makassar melalui Camat Panakukkang telah melakukan peneguran kepada pihak yang telah melakukan kegiatan pembangunan diatas tanah fasum (fasilitas umum peruntukan jalan).
Kegiatan ini membuat akses jalan menjadi tertutup bagi penghuni rumah tahfizh Qur'an Nurul Jihad dan penghuni rumah lainnya atas nama Andriana Barrang.
Pihak kecamatan meminta untuk segera menghentikan kegiatan tersebut dan membongkar sendiri bangunan pagar yang berdiri diatas tanah fasum tersebut," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di akun Facebook-nya, Sabtu (24/7/2021)..
Sementara itu, pimpinan Rumah Tahfiz Nurul Jihad, Abdul Wasid, melaporkan pihak yang membangun tersebut ke polisi. Pihak tersebut ternyata seorang anggota DPRD Pangkep bernama Amiruddin.
Menurut Abdul Wasid, Amiruddin dipolisikan terkait pengancaman terhadap santri menggunakan parang.
"Kalau dianggap selesai (masalah dengan Amiruddin) belum sebenarnya. Kita menunggu iktikad baik dia minta maaf kepada santri-santri atas pengancaman parang panjang, itu aja sebenarnya. Karena materi laporan saya ke Polsek itu pengancaman," kata Abdul Wasid dikutip dari detikcom, Sabtu (24/7/2021).
Dia mengatakan pengancaman dengan parang kepada santri itu dilakukan oleh Amiruddin sendiri. Dia menegaskan, isi laporan ke polisi itu bukanlah terkait penembokan pintu belakang rumah tahfiz miliknya.
Saat pembongkaran tembok pagi tadi, Abdul Wasid memang tidak terlihat lantaran sedang berada di daerah.
"Mengenai masalah tembok yang di belakang itu, penutupan pintu secara paksa itu dilakukannya saat saya tidak berada di pondok," terangnya.
Dia menyebut menjelang hari Idul Adha, pintu itu masih ada dan belum ada tembok. Dia memperkirakan Amiruddin menembok pintu itu sehari setelah hari raya kurban.
"Saya tidak ada saat itu, saya di daerah karena saya tugas Idul Adha di Kabupaten Wajo. Cuman
materi laporannya itu kejadiannya tanggal 11 Juli (pengancaman), nah tanggal 12 Juli saya ke
Polsek didampingi sama Binmas, bersama para saksi. Dan inti pelaporan saya itu pengancaman kepada
santri di bawah umur," jelas Wasid.
Selain pengancaman, Wasid juga melaporkan Amiruddin ke polisi terkait penghinaan. Dia menyebut
kasus pengancaman ini lebih dulu dilaporkan sebelum akhirnya ada penembokan pintu belakang rumah.
Baca juga:
Tembok yang Tutup Rumah Penghafal Al-Qur'an di Makassar Dibongkar!
"Saya tidak pernah laporkan itu yang ditembok, itu warga yang melapor dan pemilik rumah (rumah
warga satunya)," ucapnya.
Sementara itu, pemilik rumah tahfiz, Faisal Suyuti, menceritakan dirinya membeli rumah dalam
kondisi ada pintu sejak Mei 2013. Faisal pernah meminta Amiruddin untuk bersabar jika mendengar
keributan santri.
"Kalau ada ini dia ganggu anak-anak, saya bilang sabarlah karena memang kalau memang belajar
agama itu penuh tantangan," kata Faisal ditemui di lokasi.
Faisal lalu menceritakan soal tembok yang didirikan Amiruddin sehingga menutup akses rumah
tahfiz.
"Senin sore saya dapat laporan dari ibu, dia bilang 'Pak, sudah dipasang pondasi, mau ditutup'.
Aduh saya telepon Binmas, malam itu lebaran takbiran, begitulah persoalannya. Tiba-tiba hari Rabu
sudah selesai (tembok) ini, saya telepon pak camat, pak camat bilang menyurat, langsung Pak camat
selesai ditangani Pemerintah," tambahnya.
Baca juga:
Bukan Terganggu Suara Ngaji, Ini Penyebab Anggota DPRD Tembok Rumah Tahfiz
Faisal mengatakan rumah miliknya itu sengaja dipinjamkan untuk dipakai sebagai rumah penghafal
Al-Qur'an bagi anak-anak agar bisa belajar mengaji. Rumah yang dibelinya juga disebut lama kosong
sehingga dijadikan sebagai rumah bagi anak penghafal Al-Qur'an.
"Tapi ini dipakai tahfiz sudah banyak menghasilkan dari nasional, sudah banyak juaranya, dia
belajar di Masjid Nurul Jihad ada pengurusnya tadi itu, jadi di sini cuma pondok, sekali itu
kalau tengah malam dia mengaji subuh-subuh, dulu ini kan lama kotor, lama tidak dihuni banyak
setan, ada yang rambut panjang, begitu masuk (santri) hilang semua selesai begitu," jelasnya.
Olehnya itu, ia bersyukur rumah yang miliknya yang dijadikan pondok penghafal Al-Qur'an yang
ditembok telah dirobohkan. Iapun menganggap kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Alhamdulillah mudah-mudahan beliau (Amiruddin), saya akan bertetangga maukah selalu baik,
makanya saya selalu tidak muncul, cuman saya muncul di sini, karena ditelepon sama pak Camat,"
terangnya.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |