Kamis, 17 Juni 2021 - 17:42 WIB
Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar berhasil membekuk komplotan peminta sedekah abal-abal untuk masjid, yang selama ini beraksi di sejumlah wilayah di Makassar.
Artikel.news, Makassar - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar berhasil membekuk komplotan peminta sedekah abal-abal untuk masjid, yang selama ini beraksi di sejumlah wilayah di Makassar.
Setidaknya ada delapan pria dalam komplotan ini yang kerap membohongi warga di jalanan dengan membawa kardus bertuliskan 'sedekah pembangunan masjid'.
"Ada dus yang mereka gunakan, ada judulnya sedekah untuk masjid. Namun setelah kita lakukan permintaan keterangan kepada yang bersangkutan ternyata mereka gunakan untuk kepentingan pribadi, dananya tidak masuk atau tidak tersalurkan," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Jamal Fathur Rakhman, dilansir dari Detik.com, Kamis (17/6/2021).
Para pelaku ini dijaring polisi saat operasi berantas premanisme selama dua hari dan menerima laporan masyarakat yang resah dengan aktivitas para pelaku. Mereka ditangkap saat sedang beraksi di sekitar jembatan layang Makassar.
"Kegiatan (minta sumbangan rekayasa) ini sudah dilakukan beberapa bulan. (Ditangkap) ada aduan masyarakat, ada informasi dari Polsek, Polrestabes juga. Rekan-rekan Bhabinkamtibmas yang bertugas di daerah sana menginformasikan ke kita sehingga kami kemarin sore melakukan operasi premanisme di sekitaran fly over," jelas Jamal.
Selain menangkap para pelaku polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa dus sumbangan dan uang sebesar ratusan ribu rupiah. Sedangkan berdasarkan keterangan pelaku, sekali beroperasi mereka kerap mendapatkan hasil mencapai ratusan ribu rupiah per harinya.
"Omzetnya kemarin yang kami dapati dari beberapa orang beberapa macam ada Rp28 ribu, ada yang Rp31 ribu, ada yang Rp15 ribu, ada juga yang sampai Rp. 100 ribu lebih," ungkap Jamal.
Sementara itu, modus para pelaku nekat melakukan aksi perbuatannya lantaran mereka mengaku terdesak kebutuhan ekonomi. Hasil dari sumbangan tipuannya ini digunakan untuk membeli makanan dan membayar tunggakan cicilan sepeda motor.
"Jadi sampai sekarang mereka mengakui untuk kepentingan pribadi, untuk kebutuhan makan, ada juga yang kebutuhan kredit untuk bayar kredit motornya," sebut Jamal.
Namun, polisi mengetahui bahwa jaringan ini dikoordinir oleh seseorang yang memerintahkan hingga mengambil uang dari para pelaku. Kini, polisi pun masih mengejar atasan pelaku tersebut.
"Jadi dari delapan orang, satu orang mengatakan dia setor ke salah satu orang di atasnya. Itu yang kami sedang dalami," ujar Jamal.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |