Sabtu, 05 Juni 2021 - 18:08 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty
Artikel.news, Jakarta - Kalangan politisi di Senayan atau anggota DPR RI menilai jika manajemen maskapai plat merah Garuda Indonesia tidak pernah memiliki terobosan bisnis yang jelas dan baik.
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengatakan, dirinya merasa bingung dengan beredarnya narasi empat opsi penyelamatan Garuda yang akhir-akhir ini menjadi trending di media.
Evita berharap Kementerian BUMN dapat lebih transparan mengenai informasi BUMN kepada Komisi VI.
Menurut politisi PDIP ini, kreativitas bisnis Garuda saat ini jauh di bawah Lion Group, sebab Lion saat ini dianggap telah menguasai pangsa pasar yang dulu dikuasai oleh Garuda.
“Sekarang pangsa pasar itu dikuasai Lion Group sekarang ini. Terus terang saja. Jam terbangnya tidak Convenience, Garuda ini. Jadi sudah bicara penyelamatan tapi kita tak pernah bertanya ke Garuda mereka punya terobosan apa. Tidak ada kalau saya bilang boleh dikatakan, lima tahun dari sekarang ke belakang sama-sama saja tidak pernah membuat sesuatu,” jelasnya dalam Rapat Kerja antara Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir beserta jajaran di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, dilansir dari Jurnas.com, Minggu (5/6/2021).
Evita mengatakan, sebenarnya masalah yang terjadi di tubuh Garuda saat ini merupakan masalah klasik yang tak pernah bisa diselesaikan sejak dulu. Saat ini, Garuda membutuhkan keputusan extraordinary dari direksi dan juga Kementerian BUMN di luar empat opsi guna menyelamatkan Garuda sebagai maskapai nasional Indonesia.
“Ini terkait dengan problem puluhan tahun lamanya hingga sekarang yang ketibannya di menteri yang sekarang. Tapi saya ingin tahu apasih out of the box yang akan kita lakukan dengan garuda ini karena ini harus cepat karena sebenarnya gap ini problemnya itu legacy and dead di Garuda ini. You have to do something yang unusual, something yang out of the box untuk memperbaiki Garuda ini,” ujar legislator dapil Jawa Tengah III ini.
Sebelumnya, maskapai pelat merah ini bahkan telah menawarkan pensiun dini kepada karyawannya untuk bisa tetap bertahan beroperasi. Saat ini, tersebar dokumen tentang empat opsi penanganan yang tengah dikaji oleh Kementerian BUMN yang tersebar di kalangan media. Empat opsi tersebut terdiri dari:
Opsi 1, Pemerintah terus mendukung dan memberikan pinjaman atau suntikan ekuitas kepada Garuda;
Opsi 2, Menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan untuk merestrukturisasi garuda Indonesia, ini kan juga tidak mungkin;
Opsi 3, Merestrukturisasi garuda Indonesia dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru;
Opsi 4, dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi kekosongan.
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |