Kamis, 06 Mei 2021 - 21:44 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi
Artikel.news, Medan – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, bersitegang dengan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.
Ketegangan antara dua pimpinan di Sumut ini dipicu oleh penentuan lokasi isolasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri.
“Ada yang teriak-teriak di medsos, Wali Kota tidak tahu. Emang Tuhan maha tahu, tapi kalau orang satu-satu minta diberi tahu tambah mundur dia. Hai manusia, bertakwalah kamu, kata Tuhan. Tapi tak satu persatu juga, kau harus tahu,” kata Edy di Aula Tengku Rizal Nurdin, saat membuka rapat koordinasi penanganan virus Corona di Sumut, Kamis (6/5/2021), dikutip dari Waspada.com.
Edy pun menanyakan, apakah ada yang hadir dari Pemkot Medan saat rapat tersebut. “Ada yang dari Medan? Kamu (Syamsul) berita tahu itu, jangan nanti bilang nggak tahu lagi. Aku lama-lama jadi marah aku ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edy menyampaikan, agar semua pihak bekerjasama dalam penanganan Covid-19. Meskipun ada yang salah, Edy meminta agar diberitahu secara langsung bukan di media sosial.
“Tak ada urusan sama aku itu siapapun dia. Jangan bikin aku marah, kalau aku marah nggak peduli aku siapa dia. Udah satu tahun lima bulan saya tangani Covid-19 ini. Kita harus bergandengan tangan, koordinasikan dengan baik. Kalau ada yang salah-salah beritahu supaya nggak salah dia,” kata Edy.
Selain itu, Edy pun mengatakan bahwa lokasi yang akan menjadi tempat isolasi bagi WNI yang datang adalah di kawasan PTPN III, Sei Karang, Deliserdang.
“Saya minta kemarin ditempatkan di PTP III. Kenapa di sana, karena kalau di hotel datang orang bersenda gurau,” ujarnya.
Sebelumnya, Bobby Nasution menyampaikan protes kepada Edy soal lokasi karantina WNI yang baru tiba dari luar negeri. Menurut Bobby, Pemprov Sumut menentukan lokasi karantina WNI tanpa berkoordinasi dengan Pemkot Medan.
Bobby menyebutkan lokasi karantina para WNI tersebar di lima hotel dan beberapa kantor milik Pemprov Sumut yang ada di Medan. Tapi, penentuan lokasi karantina tersebut tidak dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak pemkot.
“Ini karantina adanya di Medan. Memang warga negara asing (WNA) di Deli Serdang dekat bandara, untuk di Medan ada beberapa hotel dan beberapa kantor dinas lah kita bilang milik provinsi, bukan Kota Medan, karena ini wilayahnya provinsi. Tapi kami meminta agar Kota Medan diberi informasi lebih lanjut,” kata Bobby saat melakukan doorstop di Balai Kota Medan, pada Rabu (5/5/2021).
Menurut Bobby, Pemkot Medan harusnya dilibatkan lebih jauh terkait masalah tersebut, agar pihaknya bisa turut membantu, baik dari sisi personel atau kebutuhan konsumsi WNI yang menjalani isolasi mandiri.
“Karena seperti keluar hotel, begitu ada keluarganya yang datang, sementara pasukan di sana tidak paham. Harusnya Kota Medan diinformasikan agar (ada) penambahan pasukan di sana,” ujarnya.
Adapun tambahan pasukan yang dimaksud Bobby adalah pasukan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan maupun dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Ruslan Amrullah |