Selasa, 11 Mei 2021 - 21:19 WIB
PT Trans Airways, entitas usaha CT Corps milik pengusaha Chairul Tanjung, memborong saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dari Finegold Resources Ltd. Transaksi yang dilakukan pada 6 Mei 2021 tersebut, nilainya mencapai Rp 317,23 miliar.
Artikel.news, Makassar - PT Trans Airways, entitas usaha CT Corps milik pengusaha Chairul Tanjung, memborong saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dari Finegold Resources Ltd. Transaksi yang dilakukan pada 6 Mei 2021 tersebut, nilainya mencapai Rp 317,23 miliar.
Berdasarkan keterangan pihak Garuda Indonesia yang dilansir dari Katadata.com, Selasa (11/5/2021), jumlah saham yang dibeli tercatat sebanyak 635,73 juta unit saham dengan harga sebesar Rp 499 per saham. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding harga saham pada penutupan perdagangan 6 Mei 2021, yakni Rp 324 per saham.
Akibat dari pembelian saham tersebut, saat ini Trans Airways mempunyai sebanyak 7,31 miliar unit saham Garuda atau setara dengan 28,26 persen dari seluruh modal. Porsinya meningkat 2,45 persen dari persentase saham yang dimiliki Trans Airways sebelumnya 25,81 persen atau sebanyak 6,68 miliar unit saham.
Garuda menjadi salah satu emiten yang kinerjanya anjlok akibat pandemi Covid-19. Mobilitas masyarakat yang menurun drastis menjadi penyebab utama. Saham Garuda di pasar modal pun tercatat merosot signifikan pada masa awal pademi Covid-19. Pada 23 dan 24 Maret 2020, sahamnya menyentuh level 150 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang disampaikan, maskapai penerbangan milik pemerintah tersebut harus menanggung kerugian senilai 1,07 miliar dolar AS atau setara Rp15,34 triliun hingga triwulan ketiga 2020 (asumsi kurs: Rp14.280 per dolar).
Kinerja kuartal ketiga 2020 berbanding terbalik dengan raihan profit periode yang sama tahun lalu. Garuda mampu meraih laba bersih 122,42 juta dolar AS atau Rp1,74 triliun pada triwulan ketiga 2019.
Penurunan kinerja tersebut disebabkan pendapatan usaha Garuda yang anjlok. Hingga akhir September 2020, Garuda hanya mampu mengantongi pendapatan senilai 1,13 miliar dolar AS, turun hingga 67,85 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai 3,54 miliar dolar AS.
Pendapatan Garuda mayoritas masih didominasi dari penerbangan berjadwal, senilai 917,28 juta dolar ASpada triwulan III 2020. Masalahnya, pendapatan penerbangan berjadwal ini anjlok hingga 67,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,79 miliar dolar AS.
Penerbangan berjadwal tersebut penerbangan penumpang serta kargo dan dokumen. Dari penumpang, Garuda hanya mampu mengantongi pendapatan 736,51 juta dolar AS, turun hingga 71,14 persen secara tahunan. Sementara, pendapatan dari pengiriman kargo dan dokumen 180,77 juta dolar AS atau turun 25,89 persen secara tahunan.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |