Artikel.news, Parepare – Dunia pendidikan kembali diwarnai oleh inovasi kreatif dari seorang guru sekolah dasar yang peduli terhadap rendahnya minat dan kemampuan literasi siswa. Inovasi bertajuk Galaksi Edukasi (Galakkan Literasi melalui Dunia Kamus Siswa) ini hadir sebagai solusi nyata untuk menumbuhkan budaya membaca, menulis, dan berpikir kritis sejak dini.

Dikembangkan oleh Darmiati, S.Pd,  seorang guru di UPTD SD Negeri 32 Parepare, inovasi ini mengajak siswa untuk membuat dan mengisi sendiri kamus pribadi mereka.

Kamus tersebut tidak hanya memuat kosa kata baru yang mereka temukan setiap hari, tetapi juga disertai dengan arti, sinonim, kalimat, dan gambar, sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat kosakata tersebut.

“Inovasi ini saya buat karena melihat banyak siswa yang kurang mengenal arti kata, padahal mereka sering mendengarnya dalam keseharian. Maka lahirlah ide agar mereka memiliki kamus buatan sendiri, hasil eksplorasi mereka sehari-hari,” ujar Darmiati.

Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, Galaksi Edukasi memperkuat pembelajaran berbasis literasi dengan cara:
Mendorong siswa menjadi penemu kosa kata dari lingkungan sekitarnya. Mengembangkan kreativitas melalui ilustrasi dan kalimat buatan sendiri. Mengintegrasikan kegiatan ini dengan berbagai mata pelajaran. Memanfaatkan teknologi seperti Canva dan platform digital lainnya untuk mempercantik tampilan kamus.

Program ini juga melibatkan guru, orang tua, dan komunitas sekolah sebagai jejaring pendukung. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, sedangkan orang tua turut membantu anak mengenal kata-kata baru dari rumah.

Tak hanya berdampak pada peningkatan literasi, Galaksi Edukasi juga mengasah karakter siswa seperti mandiri, bertanggung jawab, dan berani tampil membacakan isi kamus di depan kelas. Seiring waktu, proyek ini pun bertransformasi menjadi gerakan literasi yang membumi dan menyenangkan.

Inovasi Galaksi Edukasi saat ini tengah diikutsertakan dalam ajang Innovation Guru Award (IGA) tingkat nasional. Harapannya, metode ini bisa menjadi inspirasi dan diterapkan lebih luas di sekolah-sekolah lain di Indonesia.