Sabtu, 30 September 2023 - 16:15 WIB
Tim Monitoring dan Pembinaan Sekolah Ramah Anak (SRA) dan Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) Kota Parepare melakukan kunjungan monitoring pada hari keenam, Jumat (29/9/2023).
Artikel.news, Parepare -- Tim Monitoring dan Pembinaan Sekolah Ramah Anak (SRA) dan Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) Kota Parepare melakukan kunjungan monitoring pada hari keenam, Jumat (29/9/2023).
Khusus hari keenam ini, tim mengunjungi komplek sekolah madrasah Al-Munawarah di Kecamatan Bacukiki, Parepare.
Di komplek sekolah itu terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), SMP Guppi, dan pondok pesantren (Ponpes). Kurang lebih 500 siswa atau santri yang mengenyam pendidikan di komplek madrasah itu.
Atensi serius pun diberikan tim berupa catatan dan masukan untuk pembenahan intensif menuju Sekolah Ramah Anak.
Kasubag Tata Usaha (TU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Parepare, Syaiful Mahsan, anggota tim dari unsur Kemenag, mengatakan, catatan tim agar beberapa fasilitas seperti perpustakaan, UKS, toilet, tempat sampah, kantin, masjid hingga penghijauan akan dibenahi serius oleh madrasah.
"Juga masalah mitigasi bencana akan menjadi perhatian serius. Pihak madrasah akan menyurat resmi ke BPBD untuk datang sosialisasi kebencanaan. Termasuk menyurat ke instansi lainnya terkait kebutuhan-kebutuhan mendesak di madrasah. Tadi juga Bagian Kesra mengatakan ada bantuan hibah untuk masjid, kami segera menyurat agar masjid di madrasah ini bisa dibenahi," kata Syaiful.
Harapan sama diungkap Kepala MI Al-Munawarah Hj Fatmawati. Dia juga akan menyurat ke Dinas Tanaman Pangan untuk permohonan bantuan tanaman toga dan tanaman lainnya agar area madrasah tidak tampak kekeringan.
"Toilet yang terpisah putra dan putri, papan nama organisasi di UKS, kantin bersih, dan hal-hal lainnya untuk mendukung Sekolah Ramah Anak seperti masukan tim akan kita benahi," tegas Fatmawati.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Al-Munawarah, Ustaz Imran berharap agar bantuan hibah dari Pemkot Parepare untuk perbaikan masjid di komplek madrasah itu benar-benar bisa terealisasi. "Tadi juga Dinas Sosial mendata siswa tidak mampu, jadi kami berharap segera ada intervensi dari pemerintah," harap Imran.
Imran mengungkapkan, di pondok pesantren yang dipimpinnya juga ada panti asuhan. Kurang lebih 50 santri ditambah pembina yang menetap di pondok pesantren semuanya gratis atau tidak dipungut biaya. "Pembiayaannya secara swadaya dari guru-guru dan masyarakat atau donatur yang ingin berdonasi," ungkap Imran.
Hal lain yang diharapkan Imran adalah bantuan buku untuk perpustakaan setempat. Itu karena buku di perpustakaan madrasah tersebut sangat kurang, sementara siswa antusias masuk perpustakaan untuk membaca.
Tim selain mengunjungi sekolah-sekolah dan madrasah juga akan memonitoring beberapa rumah ibadah di Parepare. Tim dijadwalkan selama 11 hari turun ke sekolah-sekolah, madrasah, dan rumah ibadah.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |