Kamis, 23 Maret 2023 - 22:58 WIB
Ilustrasi selebgram berhijab asal Thailand, Sanwanee Esor.(Foto: Instagram/@sanwaneee)
Artikel.news, Makassar - Ada beberapa dalil yang menunjukkan pahala yang berlipat pada sebagian amal dan sebagian waktu di bulan Ramadhan.
Namun apakah di bulan Ramadhan, saat seseorang melakukan perbuatan buruk, dosanya juga akan berlipat.
Dilansir dari TribunWow.com, Kamis (23/3/2023), pemuka agama Islam yang merupakan mantan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi, mengemukakan bahwa para ulama berpendapat jika pahala diukur secara kualitas dan kuantitas, sedangkan keburukan hanya dihitung kualitasnya saja.
"Jadi para ulama berpendapat mengenai mendapatkan pahala diukur secara kualitas (ukuran) dan kuantitas (jumlah). Namun, pada dosa melakukan keburukan, hanya akan dihitung secara kualitas (ukuran)," kata Ustad Wahid Ahmadi.
"Artinya di dalam kebaikan secara umum, misalnya salat berjamaah akan dilipat gandakan oleh Allah itu 27 kali dari salat biasa, itu berarti dilipat gandakan secara jumlah dan secara ukuran juga, pahalanya dibesarkan oleh Allah," lanjutnya.
"Maksudnya dalam ukuran, ibadah kita kekurangannya akan di sempurnakan oleh Allah, cacat-cacatnya akan ditutupi oleh Allah," sambungnya lagi.
Contoh lain adalah membaca Al Quran di Bulan Ramadhan yang pahalanya satu huruf itu akan dilipat gandakan 10 kali.
Menurut ulama, pada dosa melakukan keburukan hanya dilipat gandakan oleh Allah secara ukuran saja tidak jumlahnya."
"Ini menunjukkan salah satu dari maha kasih sayang Allah," ujar Wahid Ahmadi.
Bahwa kalau orang berbuat kebaikan itu akan dilipat gandakan 10 kali, kalau keburukan hanya sekali saja.
Sedangkan dosa keburukan hanya dilipat gandakan secara ukuran, sehingga dosanya lebih besar namun tidak berlipat.
Jadi ini ada kualitas dan kuantitas, kalau kebaikan keduanya dilipat gandakan ukuran dan jumlah, sedangkan keburukan hanya dilipatkan ukurannya.
"Wallahualam bishawab," ujarnya.
Laporan | : | Cullank |
Editor | : | Ruslan Amrullah |