Senin, 13 Maret 2023 - 17:48 WIB
Wuhan Institute of Virology di Wuhan, China.(Istimewa)
Artikel.news, Beijing - Hingga kini asal-usul virus Corona atau Covid-19 masih menjadi misteri. Meski terdeteksi mulai muncul di Kota Wuhan, China, sekitar tiga tahun lalu.
Pada 28 Februari 2023, klaim kontroversial bahwa pandemi itu bisa jadi disebabkan oleh kebocoran di sebuah laboratorium di China - sempat ditepis banyak orang sebagai teori konspirasi - mencuat kembali karena komentar Direktur FBI Christopher Wray bahwa biro investigasi AS itu percaya bahwa Covid-19 "kemungkinan besar" berasal dari "laboratorium yang dikontrol pemerintah China".
Ini adalah konfirmasi publik pertama akan penilaian rahasia FBI tentang asal-usul virus penyebab pandemi itu.
Dilansir dari BBC Indonesia, Ahad (12/3/2023), virus Corona dicurigai lolos, secara tidak sengaja atau bukan, dari sebuah laboratorium di pusat kota Wuhan, China, tempat virus pertama kali ditemukan.
Para pendukung teori ini menyoroti kehadiran fasilitas riset biologi besar di kota itu. Institut Virologi Wuhan telah mempelajari virus corona di kelelawar selama lebih dari satu dekade.
Institusi ini berjarak 40 menit perjalanan dari pasar hewan liar Huanan, tempat klaster pertama infeksi muncul.
Mereka yang serius menanggapi teori ini mengatakan virus tersebut bisa saja bocor dari laboratorium IVW dan menyebar ke pasar hewan liar. Kebanyakan berargumen itu kemungkinan besar merupakan virus yang dikoleksi dari alam liar dan belum direkayasa.
Teori kontroversial ini muncul sejak awal pandemi, dan turut disebarluaskan oleh presiden AS waktu itu, Donald Trump. Beberapa orang bahkan berspekulasi virus itu mungkin telah direkayasa sebagai senjata biologis.
Sementara banyak di kalangan media dan politik saat itu yang menepis teori-teori ini sebagai teori konspirasi, banyak juga yang mengatakan kemungkinannya perlu dipertimbangkan. Ide ini terus bertahan, walaupun banyak ilmuwan menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukungnya.
Sebuah laporan rahasia intelijen AS - yang mengatakan tiga peneliti di laboratorium Wuhan dirawat di rumah sakit pada November 2019, tak lama sebelum virus Covid-19 mulai menginfeksi manusia di kota tersebut - mulai beredar di media AS pada 2021.
Namun dilaporkan bahwa pemerintahan Biden telah menutup investigasi departemen luar negeri, yang dibuka oleh Presiden Trump, terhadap teori kebocoran lab.
"Kemungkinan itu pasti ada, dan saya sepenuhnya mendukung penyelidikan penuh apakah itu memang bisa terjadi," kata Anthony Fauci, kepala penasihat kesehatan Presiden Biden, kepada sidang dengar pendapat komite Senat AS pada Mei 2021.
Presiden Biden berkata ia telah meminta laporan tentang asal-usul Covid-19 setelah mengambil sumpah jabatan pada 2020, "termasuk apakah ia muncul akibat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium".
Pada Mei 2021, Biden memerintahkan pejabat intelijen untuk "melipatgandakan" usaha mereka dalam investigasi ini.
Isu ini masih jadi bahan perdebatan sengit di kalangan para ilmuwan.
Investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dimaksudkan untuk mengungkap misteri ini, namun banyak pakar percaya itu malah menghasilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Sekelompok ilmuwan yang ditunjuk WHO terbang ke Wuhan pada awal 2021 dengan misi menyelidiki sumber pandemi. Setelah menghabiskan 12 hari di sana, yang mencakup kunjungan ke laboratorium IVW, mereka menyimpulkan bahwa teori kebocoran lab "kemungkinannya sangat kecil".
Namun sejak itu banyak yang mempertanyakan temuan mereka.
Sekelompok ilmuwan ternama mengkritik laporan WHO karena tidak menganggap teori kebocoran-lab dengan cukup serius - teori itu dibahas di beberapa halaman saja dalam laporan yang terdiri dari ratusan halaman.
"Kita harus menganggap hipotesis tentang limpasan alam maupun laboratorium sama seriusnya, sampai kita punya data yang cukup," tulis para ilmuwan di Science Magazine.
Bukan hanya sekelompok pakar itu yang meminta supaya teori kebocoran lab diselidiki lebih lanjut.
Bahkan direktur jenderal WHO sendiri, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan agar dilakukan investigasi baru. "Semua hipotesis masih terbuka dan memerlukan studi lebih lanjut," ujarnya.
Dan Dr. Fauci mengatakan pada 2021 ia "tidak yakin" bahwa virus memiliki asal-usul yang alami. Pendapatnya berubah dari setahun sebelumnya, ketika ia berpikir bahwa kemungkinan besar Covid telah menular dari hewan ke manusia.
China telah merespons spekulasi bahwa virus Covid mungkin telah bocor dari laboratorium dengan menyebutnya sebagai pencemaran nama baik. Media pemerintah telah rutin menuduh pemerintah AS dan media AS menyebarkan rumor tentang sumber pandemi.
Menanggapi komentar Wray, juru bicara kementerian luar China menuduh badan intelijen AS mempolitisasi investigasi tentang asal-usul virus.
Komunitas intelijen AS memiliki riwayat "kesalahan" yang meliputi "pemalsuan dan penipuan", kata Mao Ning dalam jumpa pers. Karena itu, ujarnya, kesimpulan mereka terkait asal-usul Covid-19 tidak punya kredibilitas.
China telah mendorong teori lain, menduga virus corona mungkin telah masuk ke Wuhan dalam pengiriman daging beku dari daerah lain di China atau Asia Tenggara.
Pemerintah China juga menyoroti penelitian yang dipublikasikan oleh salah satu virolog terkemuka di negara itu tentang sampel yang dikoleksi dari kelelawar di sebuah bekas tambang yang terpencil.
Prof Shi Zhengli - sering disebut sebagai "Batwoman-nya China" - seorang peneliti di Institut Wuhan, menerbitkan sebuah laporan pada 2021 yang mengungkapkan bahwa timnya telah mengidentifikasi delapan galur virus corona yang ditemukan pada kelelawar di tambang tersebut di China pada tahun 2015.
Makalah tersebut mengatakan bahwa virus corona dari trenggiling lebih merupakan ancaman langsung bagi kesehatan manusia daripada jenis yang ditemukan oleh timnya di tambang.
Ini ditambah teori konspirasi tak berdasar yang sudah lama didorong oleh para propagandis China - dan diulang oleh Mao Ning pada jumpa pers kementerian luar negeri 1 Maret 2023 - yang menduga bahwa virus corona dibuat dan bocor dari Fort Derick di Frederick, Maryland, sekitar 80 kilometer dari utara Washington DC.
Fort Derick pernah menjadi pusat program senjata biologis AS, dan saat ini memiliki laboratorium biomedis yang meneliti berbagai virus termasuk Ebola dan cacar.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |