Sabtu, 11 Maret 2023 - 12:37 WIB
Ketua DPD KNPI Parepare, Muh Ramdhan
Oleh: Muh. Ramdhan
Ketua DPD KNPI Kota Parepare
Memasuki pekan ke-30, PSM Makassar memasuki jalur juara Liga Indonesia. Ramai pemerhati di berbagai kanal media memprediksi klub yang berkandang di Parepare ini akan mengangkat tropy sebagai pemenang. Saya sendiri, yang skeptis pada drama sepakbola harus menyampaikan selamat, khususnya kepada supporter PSM yang solid mendukung tim kebanggaan.
Saya menulis ini sebagai kesan pada gelaran sepakbola nasional yang berlangsung di kota Parepare, kota yang berjarak 154 Kilometer dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Tulisan ini juga sebagai pengingat, bahwa orang-orang yang meragukan kota Parepare sebagai kandang PSM ternyata salah. Justru tim “Ayam Jantan Dari Timur” bisa tampil memukau di Stadion Gelora BJ Habibie. Seluruh pertandingan kandang menjadi asian meraih poin sempurna hingga memuncaki klasmen liga.
Kota Parepare, oleh pemerintahnya mengusung “sport tourism”, merupakan praktik dari teori seorang walikota bernama Taufan Pawe. Sama dengan PSM, banyak juga yang meragukan konsep pak TP meng”endorse” kota Parepare sebagai kota tujuan. Tapi faktanya, ribuan mata dari penjuru Sulawesi bahkan Indonesia bisa melihat langsung kota Parepare sebagai arena tanding kasta tertinggi sepakbola nasional. Ribuan orang ini sebagai supporter maupun perangkat pertandingan, memadati jalur ke stadion GBH sebagai pelawat. Ya, teori “telapak kaki” pak Taufan Pawe benar-benar terbukti.
Kembali ke PSM, ada hal yang perlu menjadi tuah khususnya bagi fans dan pemuda di Parepare. Bahwa, “Market Value” sebuah keseblasan sepakbola bukanlah jaminan unggul. PSM yang disebut-sebut sebagai tim “paling murah” dengan nilai sebesar 51 M dibandingkan rivalnya (Persib) misalnya dengan nilai sebesar 90 M, ternyata bisa lebih produktif.
Barangkali penyokong PSM bisa tampil “juara” bukan sekedar nominal uang, selain ada tuah berkandang di GBH kota Parepare juga mentalitas juara yang sudah hampir dua dekade tertahan. Mentalitas yang merupakan ekspresi “siri na pesse” sebagai spirit masyarakat Bugis Makassar, tertaut antara asa supporter dan tim yang rindu juara.
Di kota Parepare, mentalitas ini yang juga ditunjukkan oleh pemerintahnya dengan sebutan; membangun dengan cinta. Parepare punya “cinta” sebagai sumberdaya yang terbarukan, tak heran jika dukungannya begitu total “memenangkan” PSM Makassar.
Besok kalau PSM juara, jangan lupa berterimah kasih kepada pak TP. Yang mempertaruhkan banyak hal, memberikan perhatian dan membangun dengan penuh cinta. Untuk PSM kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Laporan | : | Muh Ramdhan |
Editor | : | Ruslan Amrullah |