Jumat, 16 Desember 2022 - 13:06 WIB
Ilustrasi driver Grab Bike
Artikel.news, Jakarta – Tiga perusahaan teknologi Asia Tenggara yakni GoTo, Bukalapak, dan Grab dilaporkan telah kehilangan nilai pasar gabungan sebesar 51 miliar dolar AS atau atau sekitar Rp797 triliun.
Kemunduran GoTo, Bukalapak, dan Grab tak hanya membuat ketiga bintang Asia ini kehilangan kepercayaan investor, namun juga menurunkan profitabilitas dan eksistensi perusahaan teknologi dari perdagangan saham global.
Kerugian tersebut membengkak dari proyeksi awal, setelah ketiga perusahaan asal Asia Tenggara ini gagal mencatatkan lonjakan laba operasional, Bloomberg mencatat PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) selama beberapa bulan terakhir telah anjlok sebesar 61 persen dari harga penawaran IPO.
Penurunan ini lantas membuat pembukuan perusahaan dari awal tahun hingga kuartal III/2022 bengkak sebesar Rp20,9 triliun. Jumlah ini melonjak 32 persen bila dibandingkan dengan kerugian di kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp15,8 triliun.
Dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (16/12/2022), imbas dari kerugian tersebut, GoTo bahkan memecat 1.300 staff pada awal November lalu, demi hemat biaya pengeluaran.
Meski kerugian GoTo tengah menghadapi pembengkakan, namun menurut laporan perusahaan GoTo masih bisa meraup pendapatan sebesar 98 persen dari posisi tahun lalu, dari Rp4,03 triliun menjadi Rp7,97 triliun. Dengan keuntungan ini GoTo menegaskan bahwa pihaknya mampu mempertahankan perusahaan hingga mencapai profitabilitas.
Penurunan serupa juga terjadi pada Grab perusahaan transportasi dan pengiriman terbesar di Asia Tenggara dilaporkan merugi 65 persen, lantaran gagal bersaing dengan pasar modal ditengah panasnya gejolak makroekonomi akibat lonjakan inflasi.
Tekanan tersebut bahkan mendorong Grab untuk ikut melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawannya yang ada di divisi GrabKitchen. Tak disebutkan dengan jelas berapa jumlah karyawan yang terkena dampak PHK ini, namun menurut informasi yang beredar pemangkasan dilakukan lantaran GrabKitchen selama empat tahun terakhir gagal memasarkan produk market fit-nya.
Menyusul yang lainnya, saham Bukalapak.com juga terpantau terus mencatatkan penyusutan hingga mencapai 68 persen, sebagai imbas dari gejolak makroekonomi.
Adanya penurunan yang terjadi pada GoTo, Bukalapak dan Grab hingga nilai pasar gabungan amblas sebesar 51 miliar dolar AS tak hanya membuat kinerja perusahaan teknologi menurun dan susut dari tolok ukur sebelumnya. Namun juga membuat kapabilitas pasar ketiganya di perdagangan Nasdaq 100 ikut anjlok sebesar 30 persen.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |